Untukmu anak masa depanku
Kelak jika engkau bertemu ibu,
Maafkanlah ibu...
Sebagai madrasah utamamu, mungkin banyak hal yang luput dari ibu.
Ibu bukanlah seseorang yang hebat seperti kebanyakan ibu yang akan kau jumpai di luar sana. Ibu adalah seorang fakir ilmu yang akan terus berjuang agar hidupmu lebih bermakna dan bermanfaat dari kehidupan yang ibu miliki.
Maafkan ibu jika tidak mampu mendidikmu menjadi anak yang pandai agama dan berakhlak mulia disebabkan kebodohan ibu di masa lalu.
Maafkan ibu jika tidak sabar meladeni tingkah lakumu yang polos dan hiperaktif di usia dini.
Maafkan ibu jika tidak mampu menemanimu bermain sepanjang waktu dan tak pernah sekalipun membacakan buku cerita sebagai pengantar tidurmu, hanya bisa memaksamu untuk memejamkan mata dengan menakut-nakutimu.
Maafkan ibu jika tidak mampu memenuhi apa yang kau inginkan. Membuatmu hanya mampu berkhayal dan iri pada teman-temanmu.
Maafkan ibu jika khilaf membuat ibu selalu menyakiti perasaanmu, tutur kata ibu pun tanpa sadar membuatmu terpukul diam-diam lantas mengusik pribadimu menjadi seseorang yang introvert dan acuh dengan lingkunganmu.
Maafkan jika kau miskin kasih sayang dan perhatian dari ibu di masa kecilmu, tak pernah ada waktu walau sekedar untuk mendengarkan curahan keluh kesah, cita-cita dan cerita-cerita bahagiamu.
Maafkan keacuhan ibu, yang membuatmu selalu kelaparan dan pakainmu pun berantakan. Tak pernah mau peduli seperti apa teman-teman yang kau miliki dan bagaimana kau melalui hari-harimu di sekolah. Bahkan sekedar mengantarmu ke sekolah atau mengambilkan raport mu ibu tak punya waktu.
Maafkan ibu jika kau lebih memilih betah tinggal berlama-lama di sekolahmu dan hanya mampu melampiaskan sepimu di atas bukumu.
Maafkan ibu karena menjadikan rumah seperti neraka untukmu, suara-suara bising saling mengadu ego menjadi santapan indramu setiap hari. Tak kuasa kami menjadikan rumah kita sebagai tempat kembali untuk melepas lelah dan penatnya jiwa selepas kau pulang dari sekolah.
Maafkan ibu jika selalu meninggalkanmu sendirian bahkan selalu mengabaikan jerit tangismu di dikala sakit menghampiri ragamu dalam kesendirian.
Maafkan ibu karena tidak peka dengan gerak-gerikmu hingga tak tahu jika kau menyimpan banyak rasa benci dan duka yg tersembunyi dalam dadamu.
Maafkan ibu yang hanya tahu mengejar yang fana, memburu lembar-lembar rupiah dan menumpuk emas-emas yang tidak dapat kita bawa mati.
Maafkan ibu karena tak mampu mendampingimu mengejar cita-citamu, membiarkanmu mengejar kebahagiaanmu sendiri, mencari jalan tuhanmu sendiri.
Maafkan ibu yang jahiliyah ini, bimbinglah ibu... Bantulah ibu mencari ampunan dan ridhoNya. Sudilah kiranya engkau menemani ibu menapaki surgaNya. Terimalah air mata ibu yang berbulir penyesalan dan kehinaan ini. Sekali lagi, bantu ibu untuk memperbaiki diri. Menghidupkan hati yang mati ini untuk mekar kembali, menebus kesalahan-kesalahan lalu menuju masa depan yang penuh cinta Ilahi.
Ibu hanya ingin kau tahu, Nak.
Cukuplah semua itu...
Cukup ibu yang merasakannya. Kau layak mendapatkan yang lebih baik dari ibu.
Kelak, jika kau sudah tumbuh besar, ingatlah pesan ibu ini:
*Bicarakan pada ibu jika ada yang tak kau sukai dari diri ibumu, ibu pastikan akan mendengar semua keluh kesahmu karena ibu adalah pendengar yang baik, ibu tahu bagaimana rasanya menjadi yang tak didengarkan dan itu rasanya sungguh menyakitkan.
*Nak, jangan pernah biarkan hatimu memendam benci dan susah sendiri, lapangkan hatimu dengan selalu memafkan. Balaslah keburukan dengan kebaikan, teruslah memperbaiki diri dan buatlah dirimu lebih bahagia, itulah cara balas dendam yg terbaik.
*Sedikit apapun ilmu yang ibu berikan padamu, jangan kau simpan sendiri, bagilah sebanyak-banyaknya, jadilah manusia yang paling bermanfaat untuk orang lain. Utamakan orang lain sebelum dirimu. Mengalahlah... Karena mengalah bukan berarti kalah tapi jangan mau dikalahkan oleh egomu. Jadilah yang qona'ah.
*Jangan pernah gadaikan imanmu, jadikan Allah yang utama di atas segalanya. Apapun yang terjadi, jangan pernah khianati cintaNya apalagi hanya karena makhlukNya.
*Kau harus kuat Nak, walaupun seorang diri. Ah, tidak Nak, jangan pernah merasa sendiri. Ada Allah yang selalu menemanimu di setiap langkah yang kau tempuh sebab siapa yang bertuhan dialah yang bertahan walaupun sendirian.
*dan satu lagi, ibu tak ingin kau menjadi budak dunia, mengejar kebahagian dunia memang tak mengapa tapi jangan kau jadikan ambisi duniamu menguasai nuranimu. Ibu tak butuh anak yang jago ilmu dunia, prestasi dimana-mana. Tidak Nak! Bukan itu yang membuat ibu bangga. Ibu hanya ingin kau menjadi hamba yang mengerti agama, menguasai kalamullah dengan mengajarkan dan mengamalkannya dalam kehidupanmu.
Cukup penyesalan ini ibu yang rasakan, tertatih mempelajari KalamNya di masa tua. Tapi ibu tetap bersyukur dengan Rabb yang merahmati hati ibu untuk terus berjuang mempelajari ilmuNya.
Terima kasih anak ku sayang, telah mendengarkan curhatan ibumu yang fakir ini. Teruslah jadi baik di mata Allah, jangan pernah berhenti berjuang dalam ketaatan karena nilai surga itu mahal.
Entah pertemuan ini kita mulai di dunia atau di surgaNya. Ku harap kita akan berjumpa dalam halaqah cintaNya.
-Salam penuh kasih dari ibu yang mencintaimu karena Allah.
Pangkep, 5 April 2017.