Jumat, 29 Maret 2019

Cinta, harapan dan kepasrahan

Bukan cinta yg menciptakan pernikahan tapi pernikahanlah yang menciptakan cinta. Seseorang pernah menasihati "Jangan menikah karena cinta, karena rasa itu cepat sirna. Menikahlah karena ilmu, akhlak, dan ibadahnya karena itulah yang mengawetkan rasa"

And now... U know how it feels.
Mengingat tanpa ada rasa sakit,
Mengingat tanpa ada debaran lagi
Mengingat tanpa harus berpura-pura tak mengerti.

Allah yang menitipkan rasa, maka Allah pula lah yang berhak menghapuskannya dengan caraNya yang indah, yah tugasmu hanya "MENINGGALKAN" bukan "MELUPAKAN" karena perkara hati itu milik Allah dan jika Allah menghendaki, hati akan melupa pada waktunya.

Jika niat ibadah ikhlas karena Allah semua pasti mudah. Percayalah... Jalani saja dulu, nanti kau akan sadar bahwa rencanaNya sungguh lebih indah dari apa yang pernah kau bayangkan. Allah gantikan dengan yang lebih baik di waktu yang tepat.

Jika benar cinta itu karena Allah maka biarkanlah ia mengalir mengikuti aliran Allah karena hakikatnya ia berhulu dari Allah maka ia pun berhilir hanya kepada Allah.

Cukup cintai ia dengan kesederhanaan.
Memupuknya hanya akan menambah penderitaan. Menumbuhkan harapan hanya akan mengundang kekecewaan. Mengharapkan balasan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan.
Cukup cintai ia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan.
karena tiada yang tahu rencana Nya.

Mungkin saja rasa ini ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan karena hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikan. Serahkankan rasa yang tiada sanggup dijadikan halal itu pada yang memberi dan memilikinya biarkan ia yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada waktunya.

“Andaikan orang yang jatuh cinta boleh memilih, tentu aku tidak akan memilih jatuh cinta.” 

Dont't let your heart touched by stranger! Keep only for your true love.