Ilmu itu tak mungkin bisa kita dapatkan tanpa kita ingin mencoba
untuk mencari, mempelajari, memahami dan mengamalkannya. Belajar itu butuh
proses dan sebelum memasuki proses tersebut kita harus berani untuk memulainya.
Belajar itu sebenarnya tidak susah yang susah adalah bagaimana mencari jalan
untuk memulainya dan membulatkan tekad untuk mencapai tujuan. Setelah kita
telah berhasil memulainya, selebihnya bisa ditunjang dengan kebiasaan, kesabaran
dan istiqomah yang kemudian akan menjadi kegemaran.
Pada dasarnya manusia adalah insan pembelajar. Seumur hidup bisa
dihabiskan untuk terus belajar. Namun tidak sedikit orang yang enggan belajar
karena beberapa faktor, salah satunya yaitu masalah usia. Beberapa orang menjadi
malas belajar karena merasa sudah terlalu tua untuk menjadi seorang pemula atau
merasa malu karena sangat terlambat untuk memulai pelajaran tersebut (red:
tahsin, taklim, tarbiyah, sekolah, etc) padahal sejatinya belajar itu tak
mengenal usia. Justru kita patut bersyukur karena masih diberikan kesempatan
oleh Allah untuk bisa belajar. Allah maha pemberi, Ia memberikan rahmat dan
hidayahNya kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Jadi sudah sepatutnyalah kita
sangat-sangat bersyukur atas segala apa yang telah ia tunjukan kepada kita.
Mungkin bagi kita, ini sudah terlambat tapi bagiNya ini adalah waktu yang tepat
untuk kita merasakan pemberianNya.
"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya"(QS. Al-Kahf : 17)“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”(Q.S. Al-Qashash: 56)“yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.”(QS. Az-Zumar:18)
Selain masalah usia, masalah
yang lainnya adalah karena adanya rasa malas dan lebih memilih untuk disibukkan
dengan urusan dunia yang sebenarnya juga bukanlah seseuatu yang penting dan
mendesak. Setiap orang hidup di dunia ini mempunyai waktu yang sama dalam
seharinya yaitu 24 jam. Selama 24 jam tersebut tentunya kita mampu untuk
membagi waktu untuk berbagai macam urusan termasuk menyempatkan diri utuk
menuntut ilmu. Karena menutut ilmu itu adalah perkara yang wajib bagi setiap
muslim dan muslimah.
“Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)
Masalah selanjutnya adalah karena seseorang merasa sudah ‘mandiri’.
Semuanya bisa dilakukannya sendiri sehingga tak butuh seseorang untuk
mengajarinya. Ia telah mendoktrin dirinya sendiri bahwa “belajar itu tak harus
sefanatik itu, cukup saya belajar sendiri, pasti saya pun bisa”. Memang ilmu di
zaman sekarang ini berkembang dengan pesat, hampir semua informasi bisa didapatkan
kapan saja dan dimana saja dengan sekali ketikan jari. Tapi bagaimana dengan
jalinan ukhuwah dari proses belajar bisa kita dapatkan? Bisakah kita
mendapatkannya lewat layar gadget kita? Bisakah kita mendengarkan nasihat-nasihat
penyejuk hati dari seseorang yang memahami kita? Bisakah gadget kita menegur
dan mengingatkan kita dikala diri kita mulai lupa dan lalai? Kenyataannya adalah
kita butuh orang lain dalam kehidupan nyata kita untuk mendampingi proses
belajar kita bukan hanya sekedar mengandalkan kemampuan diri sendiri.
Ada juga tipe orang yang susah untuk diajak belajar karena ‘Phobia’.
Belum pernah mencoba memulainya tapi sudah negative
thinking duluan, terlalu khawatir dan takut. Tipe orang ini selalu saja
berpikiran “Bagaimana kalau ini, itu dan sebagainya....” terlalu banyak
pemikiran. Tapi satu yang tak dipikirkannya, “Bagaimana kalau saya tak masuk
surga hanya karena tak mau mencoba berpikir positif untuk pembelajaran yang benar
namun selalu saja ku anggap salah”. Memang, sesuatu yang baik itu sulit
dilakukan dan sesuatu yang batil itu sangat mudah untuk dilakukan. Kebanyakan orang
akan beripikir berkali-kali untuk melakukan kebaikan tapi hanya sekali pikir
untuk melakukan keburukan. Mengapa? Karena setan maha menggoda. Satu lagi tipe orang yang menjadi masalah yaitu ‘pembelajar
palsu’ alias orang yang benar-benar bodoh. Dia adalah orang yang merasa paling tahu
padahal sebenarnya tidak tahu, tapi sok tahu dan tidak mau diberitahu.
Kita tak
tahu kapan maut menjemput, sebelum itu terjadi, mari menyiapkan bekal untuk
masa depan yang lebih abadi...