Sabtu, 11 Februari 2017

LIFE-LONG LEARNER



Ilmu itu tak mungkin bisa kita dapatkan tanpa kita ingin mencoba untuk mencari, mempelajari, memahami dan mengamalkannya. Belajar itu butuh proses dan sebelum memasuki proses tersebut kita harus berani untuk memulainya. Belajar itu sebenarnya tidak susah yang susah adalah bagaimana mencari jalan untuk memulainya dan membulatkan tekad untuk mencapai tujuan. Setelah kita telah berhasil memulainya, selebihnya bisa ditunjang dengan kebiasaan, kesabaran dan istiqomah yang kemudian akan menjadi kegemaran.
Pada dasarnya manusia adalah insan pembelajar. Seumur hidup bisa dihabiskan untuk terus belajar. Namun tidak sedikit orang yang enggan belajar karena beberapa faktor, salah satunya yaitu masalah usia. Beberapa orang menjadi malas belajar karena merasa sudah  terlalu tua untuk menjadi seorang pemula atau merasa malu karena sangat terlambat untuk memulai pelajaran tersebut (red: tahsin, taklim, tarbiyah, sekolah, etc) padahal sejatinya belajar itu tak mengenal usia. Justru kita patut bersyukur karena masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk bisa belajar. Allah maha pemberi, Ia memberikan rahmat dan hidayahNya kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Jadi sudah sepatutnyalah kita sangat-sangat bersyukur atas segala apa yang telah ia tunjukan kepada kita. Mungkin bagi kita, ini sudah terlambat tapi bagiNya ini adalah waktu yang tepat untuk kita merasakan pemberianNya. 


"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya"
(QS. Al-Kahf : 17)

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
(Q.S. Al-Qashash: 56)

“yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.”
(QS. Az-Zumar:18)


 Selain masalah usia, masalah yang lainnya adalah karena adanya rasa malas dan lebih memilih untuk disibukkan dengan urusan dunia yang sebenarnya juga bukanlah seseuatu yang penting dan mendesak. Setiap orang hidup di dunia ini mempunyai waktu yang sama dalam seharinya yaitu 24 jam. Selama 24 jam tersebut tentunya kita mampu untuk membagi waktu untuk berbagai macam urusan termasuk menyempatkan diri utuk menuntut ilmu. Karena menutut ilmu itu adalah perkara yang wajib bagi setiap muslim dan muslimah.

“Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)

Masalah selanjutnya adalah karena seseorang merasa sudah ‘mandiri’. Semuanya bisa dilakukannya sendiri sehingga tak butuh seseorang untuk mengajarinya. Ia telah mendoktrin dirinya sendiri bahwa “belajar itu tak harus sefanatik itu, cukup saya belajar sendiri, pasti saya pun bisa”. Memang ilmu di zaman sekarang ini berkembang dengan pesat, hampir semua informasi bisa didapatkan kapan saja dan dimana saja dengan sekali ketikan jari. Tapi bagaimana dengan jalinan ukhuwah dari proses belajar bisa kita dapatkan? Bisakah kita mendapatkannya lewat layar gadget kita? Bisakah kita mendengarkan nasihat-nasihat penyejuk hati dari seseorang yang memahami kita? Bisakah gadget kita menegur dan mengingatkan kita dikala diri kita mulai lupa dan lalai? Kenyataannya adalah kita butuh orang lain dalam kehidupan nyata kita untuk mendampingi proses belajar kita bukan hanya sekedar mengandalkan kemampuan diri sendiri.
Ada juga tipe orang yang susah untuk diajak belajar karena ‘Phobia’. Belum pernah mencoba memulainya tapi sudah negative thinking duluan, terlalu khawatir dan takut. Tipe orang ini selalu saja berpikiran “Bagaimana kalau ini, itu dan sebagainya....” terlalu banyak pemikiran. Tapi satu yang tak dipikirkannya, “Bagaimana kalau saya tak masuk surga hanya karena tak mau mencoba berpikir positif untuk pembelajaran yang benar namun selalu saja ku anggap salah”. Memang, sesuatu yang baik itu sulit dilakukan dan sesuatu yang batil itu sangat mudah untuk dilakukan. Kebanyakan orang akan beripikir berkali-kali untuk melakukan kebaikan tapi hanya sekali pikir untuk melakukan keburukan. Mengapa? Karena setan maha menggoda. Satu lagi tipe orang yang menjadi masalah yaitu ‘pembelajar palsu’ alias orang yang benar-benar bodoh. Dia adalah orang yang merasa paling tahu padahal sebenarnya tidak tahu, tapi sok tahu dan tidak mau diberitahu.  

Wahai diri! janganlah ragu untuk menjemput ilmu, jika telah datang kepada kita petunjuk untuk menuntut ilmu (Ilmu syar’i) maka jangan biarkan hati kita untuk membuat banyak alasan untuk berpaling. Ingatlah, hidup ini hanya sebentar, kalau bukan sekarang, kapan lagi? Haruskah kita menunggu masa tua untuk menyesal? atau alam barzah untuk menangis? ataukah neraka untuk meminta dikembalikan lagi ke dunia? tanyalah pada hati kita masing-masing.

Kita tak tahu kapan maut menjemput, sebelum itu terjadi, mari menyiapkan bekal untuk masa depan yang lebih abadi... 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar