Untuk bisa menulis dibutuhkan pengalaman terutama dari
kegalauan diri sendiri ataupun belajar dari kisah inspiratif orang lain,
mungkin tulisan kali ini bisa dibilang base on Kegaluan diri sendiri yang telah
berusaha untuk berdamai dengan hati nurani yang sedikit terusik dengan
hina-dina perkara duniawi dan kini mencoba untuk memaknai kata BAHAGIA yang
sesungguhnya.
Pernahkah Anda merasa kurang bahagia? sedih? galau?
kecewa? atau gegana? atau malah keseringan merasakan perasaan itu? sama halnya dengan kehidupanku terdahulu sebelum pemahaman tentang makna
kebahagiaan itu berlabu seutuhnya di dasar sanubari. Jika gejala-gejala
ketidakbahagiaan itu telah muncul maka sekiranya kita perlu merenungkan kembali
cara pandang kita dalam mengarungi samudera kehidupan ini!
Bahagia itu sederhana, tentunya ungkapan yang sudah
tidak asing lagi didengar. Bagaimana bisa jadi sesederhana itu? di saat
virus-virus galau telah merebak ke seluruh penjuru dunia dan sukses menggrogoti
hati semua kalangan masyarakat terutama para remaja yang notabene merupakan
generasi muda harapan bangsa. Kalau mereka pada galau mau jadi apa bangsa
ini kedepannya?
Rasa kurang bahagia itu muncul karena tidak hadirnya
rasa syukur dan selalu saja merasa kurang puas dengan apa yang dimiliki atau
proses yang sementara dijalani tidak sesuai dengan harapan. Terus bagaimana caranya menghadapi rasa itu? Nah,
karena penyebabnya adalah tidak syukur nikmat maka obatnya juga adalah cukup
dengan bersyukur. Lalu bagaimana caranya untuk bisa bersyukur dan ikhlas
menerima apa yang telah tertulis untuk kita? Jawabannya
gampang... kita hanya perlu menciptakan alasan untuk selalu bahagia
dengan selalu optimis dan huznudzon kepada Allah, Sang pembuat skenario
terbaik yang tiada tandingannya. Allah maha pengasih, maha penyayang dan
maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya. Jika kita bersyukur maka Allah
senantiasa akan menambah nikmatnya kepada kita, jadi tak usah mencemaskannya
karena janji Allah itu pasti.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖوَلَئِنْ
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim:7)
Coba kita renungkan sejenak, Apa jadinya kita tanpa
Rabb? Akan kemana kita mencari pertolongan? Apakah teman, tetangga atau
kerabat? tak banyak yang bisa kita harapkan dari mereka. Mereka bisa kapan saja
meninggalkan kita karena mereka juga manusia sama seperti kita. Saat masa-masa
sulit dan perasaan galau itu hadir, tak ada tempat lain yang paling tepat untuk
mengadu selain Dia, cukup hanya kepadaNya kita menggantungkan harapan dan
cita-cita. Jangan pernah mengeluh dengan keadaan apalagi berburuksangaka dengan
takdirNya. Sungguh Allah bersama dengan orang-orang yang sabar dan akan
memberikan pahala tanpa batas bagi orang-orang yang sabar (Al-Anfaal:46 & Az-Zumar:10)
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita
sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah
menyerah untuk mencoba dalam amanah, keikhlasan dan kejujuran. Maka jangan
katakan pada Allah aku punya masalah, tetapi. katakan pada masalah AKU PUNYA
ALLAH Yang Maha Segalanya" (Ali bin Abi
Thalib ra)
Hidup ini tak pernah luput dari ujian
yang akan menggali sisi kesabaran kita, jika kita gagal dalam bersabar dan
bersyukur maka jelas saja hati akan menjadi gelisah dan merasa kurang bahagia. Sesungguhnya kebahagian dunia ini
hanyalah sementara dan perantara bagi orang-orang mukmin yang bertaqwa untuk
meraih kebahagiaan yang hakiki yaitu kebahagian di akhirat kelak.
Jangan hanya terpaku pada
kesenangan-kesenangan duniawi.
Jangan terlalu terobsesi mengejar
kebahgiaan dunia semata karena semakin kita mengejarnya semakin ia akan berlari
jauh meninggalkan kita. Ibarat kupu-kupu, semakin didekati ia semakin
menjauh. Jangan sampai karena sibuk mengejar, kita jadi tidak menyadari
banyak hal yang sebenarnya sudah sangat membahagiakan di sekeliling kita. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini
hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan (Al-Hadid:20).
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ
وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
Dan sesungguhnya Kami benar-benar
akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar
di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (Muhammad:31)
Hadirkan kedamaian dalam hati dengan bersyukur maka
bahagia akan mengikut. Mulai sekarang
belajarlah untuk bersyukur dan berlapang dada menerima apa yang ada, hilangkan kata galau, kecewa, sedih dari kamus
kehidupan Anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar