Senin, 23 Mei 2016

Jangan Menyerah Wahai Sang Scholar Hunter!!!

Pagi ini begitu cerah dan terang benderang tapi kenyataan itu sangat kontras dengan suasana yang ada di dalam hati sekelompok orang Pendamba Gelar Sarjana, sebut saja mereka "Genk Bacillus". Sekelompok orang yang ditakdirkan untuk bertemu dan berkecimpung dengan suatu penelitian yang benar-benar namanya penelitian! "Trial and Error", yah begitulah yang mereka lakukan yang hingga detik ini titik terang dan jalan yang benar belum tergapai. Sungguh waktu terasa begitu cepat bergulir, entah telah berapa purnama berlalu. Belum lagi teman-teman seperjuangannya telah mendahuluinya dan kini tinggal lah kenyataan bahwa kegagalan yang terus-menerus  dialaminya tak kunjung berakhir. 

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah” (QS. Az Zumar : 53)

"Bersemangatlah dalam apa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan janganlah merasa lemah.” (HR. Muslim)

Sekeras apapun kita berpikir dan berusaha jika Allah belum berkehendak, kita bisa apa? nah, oleh karena itu cukuplah pasrahkan saja semuanya kepadaNya. Dialah yang maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya. Tetap berusaha dan berikhtiar, memang itu tak semudah yang diucapkan oleh bibir, sebagai manusia biasa memang agak sulit untuk berlegowo, berlapang dada menerima semuanya. Tapi sebagai seorang mukmin maka sudah kewajiban kita untuk menerima qadarullah.
Titipkan semua kecemasanmu padaNya karena Ialah yang maha mendengar dan maha penolong. 
Tetaplah yakin dan bersemangat tak boleh ada niat sedikitpun untuk menyerah! jika kita benar-benar serius dan yakin pasti bisa, Insyaa Allah akan dimudahkan ^^

Hidup itu memang keras dan sulit,karena kita hidup di dunia bukan di surga!
Manfaatkan waktu dengan baik! Demi waktu, demi dirimu, dan demi masa depanmu! Waktumu adalah kebahagiaanmu.

Bad day pasti berlalu!




Sabtu, 14 Mei 2016

Sepenggalan memori dibalik kertas usang

Memori yg tertinggal dalam secarik kertas usang yg sempat terselamatkan... sempat kuberpikir, entah telah berapa banyak kertas yang telah setia menampung torehan rasa ini. Sungguh kertas memang paling mengerti dan selalu setia menemani kegaluan. Maafkanku yg telah menyia-nyiakanmu dan membiarkanmu berakhir terinjak-injak dan menjadi abu. Kertas-kertas usangku, dimanakah kalian semua? -_-  


CINTA dalam ANGAN-ANGAN
(29/05/13)

Cinta? Apa Engkau tahu cinta itu apa?
Lantas aku bergumam
Cinta itu buta? mungkin
Cinta itu indah? bisa jadi
Cinta itu...

Bagiku cinta itu adalah angan-angan
Bagaikan memandang langit biru dengan seserpihan awan
Ada hasrat untuk menggapainya 
Mersakan apa yang ada disana
Merasakan dengan satu kedipan mata
Namun, ternyata tak semudah yang terduga
Ada banyak penghalang
Hingga akhirnya hanya mampu tertahan 
dalam angan yang tak berujung

Aku takut terjatuh?
Tentu saja aku takut
Rasa itu melampaui hasrat
Keindahan sesaat namun sesat
Begitulah aku memandangnya... 

Kini kunanti Sang Phegasus menghampiri 
membawa hasrat ini menembus awan tanpa bertepi 
menerbangkan hingga ke langit ke tujuh menuju singgahsananya
menghapus angan menuju cinta di atas cinta...

Muhasabah Diri

Sejenak aku terdiam
Merenungi perjalan yang kelam
Dibalik keceriaan, tersimpan kekhawatiran mendalam

Apa yang telah aku lakukan selama ini?
Mampukah aku menanggungnya nanti?
Bagaimana harus aku mempertanggungjawabkan semua ini?
Begitu banyak waktuku kuhabiskan sis-sia

Terbersit keinginan untuk berubah
Namun selalu saja tinggal wacana yang berlalu begitu saja
Ketika pesona duniawi di depan mata

Mata ini, telinga ini, terlebih lagi mulut ini
Entah berapa banyak kekhilafan yang telah dilahirkannya
Terlampau sering hingga tak akan pernah bisa kuhitung Jumlahnya
Walau kutahu malaikat senantiasa mencatatnya
Namun, sungguh ku tak berdaya tuk menghentikannya

Sungguh aku takut!
Apakah aku hanya takut dengan neraka?
dan hanya menginkan surga semata?
Tapi, bagaimana bisa?
Padahal aku tahu duniaku begitu tak terarah
Terkadang aku mengabaikan-Nya demi duniaku yang fana
Masih pantaskah aku mendambakan surga-Nya?
Sungguh aku malu pada-Nya!

Saat hitam dan putih berlomba
dalam pikiran yang gulana
Saat naluri hati berkata ia
Namun syaitan maha menggoda
Membelokkan nurani ke jalan yang berbeda
Jalan yang ingkar namun terlihat indah
Betapa aku lemah tak berdaya dengan buaian nafsu yang bergelora
Saat itu telah terjadi maka penyesalanku tiada lagi berguna.

Aku mengetahui tapi tak mengamalkanya... Aku mengetahui jelas apa yang lebih baik namun begitu sulit untuk menapikkan buaian duniawi.

Mengapa telinga ini lebih memilih untuk mendengarkan musik, gosip, dan semua junksounds ketimbang mendengarkan panggilan adzan yang berkumandang padahal aku tahu itu wajib

Mengapa mata ini lebih memilih menyaksikan film-film, drama asia bahkan menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengkepoi dunia maya dari satu situs ke situs lainnya ketimbang menyaksikan saudara atau orang disekitar ku yang lebih membutuhkan uluran tanganku

Mengapa mulut ini selalu saja memilih untuk menggunjing, berdusta dan membicarakan perkara dunawi ketimbang menyempatkan diri untuk melantunkan dan menyiarkan ayat-ayatnya walaupun hanya satu ayat

Mengapa tangan ini lebih memilih untuk menghabiskan uang untuk shopping kanan kiri ketimbang menginfakkannya di jalan Allah

Mengapa kaki ini lebih rela untuk mengantri berjam-jam di bioskop dibanding mejejakkan kaki bersegera ke Rumah Allah.

Mengapa hati ini selalu saja menggalaukan masalah duniawi ketimbang akhirat? Dunia, dunia dan hanya dunia saja! Padahal Aku tahu dunia ini hanya sementara.

Apa yang bisa ku lakukan untuk akhiratku?
Disaat pengetahuan duniaku sarjana
Ternyata pengetahuan akhiratku TK
Sungguh menyedihkan!
Tuhan... Tolong Hamba 
Berilah petunjukMu padaku agar akhiratku terselamatkan



                                   


Hari kemarin akan tetap menjadi kemarin dan tak mungkin menjadi hari esok, apa yang berlalu tak akan mungkin kembali lagi. Sekarang mulailah melakukan yang terbaik karena masih ada hari esok yang menanti kesungguhanmu! Jika kemarin gelap mulailah hari ini untuk menyiapkan dan mengumpulkan seberkas cahaya untuk menerangi hari esokmu.
Semoga Allah senantiasa menuntun hati kita menuju jalan yang lurus dan memantapkan hati kita agar tetap selalu istiqomah di jalannya..

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya, maka Allah akan jadikan ia faham dalam agama” (HR. Bukhari)   

Jumat, 13 Mei 2016

Kisah Cinta Tauladan

Kisah cinta yang sudah terpendam sejak lama, kisah cintanya sangat terjaga kerahasiaannya dalam kata, sikap dan ekspresi mereka bahkan konon syaitanpun tak bisa mengendusnya, mereka bisa menjaga izzah mereka,  hingga Allah telah menghalalkannya..
Seorang lelaki yang sudah menyukai seorang gadis sejak lama, kendalanya adalah perasaan rendah dirinya, mampukah ia membahagiakannya dengan keadaannya yang serba terbatas?

Dipendamkan di dalam hatinya, yang tidak diceritakan kepada siapapun tentang perasaan hatinya. Tertarik pada seorang gadis, yang mempunyai peribadi yang agung, paras yang cantik, kecekalan yang kuat, apalah lagi ibadahnya, hasil didikan ayahnya yang dicintai oleh umat manusia, yakni Rasulullah S.A.W. Itulah Fatimah Az-Zahrah, puteri kesayangan Nabi Muhammad S.A.W, kecantikan puteri Rasulullah ini tak hanya fisikly saja, kecantikan Ruhaninya melintasi batas hingga langit ketujuh.
Dia sadar dirinya tidak punya apa-apa untuk meminang puteri Rasulullah. Hanya usaha dan kerja keras yang dapat ia lakukan agar dapat merealisasikan cintanya. Itulah Ali, sepupu baginda sendiri. Beliau begitu tersentap ketika mendengar berita bahawa sahabat mulia nabi, Abu Bakar As-Siddiq, melamar Fatimah.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji kerana merasa apalah dia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin dia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.Lihatlah juga bagaimana Abu Bakar berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?Dari segi keuangan, Abu Bakar sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fatimah.’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fatimah atas cintaku.”
Namun, sinar masih ada buatnya. Berita diterimanya bahawa pinangan Abu Bakar ditolak baik oleh Nabi. Ini menaikkan semangat beliau untuk berusaha mempersiapkan diri. Tapi, ujian itu bukan hanya disitu, kali ini berita lain diterima olehnya.

Umar Al-Khatab, seorang sahabat gagah perkasa, menakutkan musu-musuh islam, dan dia juga mencoba untuk meminang Fatimah. Seorang lelaki yang terang-terangan mengumumkan keislamannya, yang nyata membuat muslimin dan muslimat ketika dilanda ketakutan oleh tentangan kafir quraisy mula berani mendongakan muka, seorang lelaki yang membuat syaitan berlari ketakutan. Ya, Al Faruq, Sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fatimah.

Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan ’Umar”. Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fatimah. Ali ridha karena dia tahu Umar lebih layak darinya. Tetapi, sekali lagi peluang terbuka, tatkala berita diterimanya, bahawa pinangan Umar juga ditolak. Bagaimanakah sebenarnya menantu pilihan nabi, sedangkan dua sahabat baginda turut ditolak peminangannya?

Pada suatu hari Abu Bakar As-Shiddiq r.a. Umar Ibnul Khatab r.a. dan Sa’ad bin Mu’adz bersama-sama Rasul Allah s.a.w. duduk dalam masjid. Pada kesempatan itu diperbincangkan antara lain persoalan puteri Rasulullah s.a.w. Saat itu baginda bertanya kepada Abu Bakar As-Shiddiq r.a “Apakah engkau bersedia menyampaikan persoalan Fatimah itu kepada Ali bin Abi Thalib?” Abu Bakar As-Shiddiq menyatakan kesediaanya.
Ia beranjak untuk menghubungi Ali r.a. Sewaktu Ali r.a. melihat datangnya Abu Bakar As-Shiddiq r.a. dgn tergopoh-gopoh dan terperanjat ia menyambutnya kemudian bertanya: “Anda datang membawa berita apa?” Setelah duduk beristirahat sejenak Abu Bakar As-Shiddiq r.a. segera menjelaskan persoalannya.

“Hai Ali engkau adalah orang pertama yg beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta mempunyai keutamaan lebih dibanding dengan orang lain. Semua sifat utama ada pada dirimu. Demikian pula engkau adalah kerabat Rasul Allah s.a.w. Beberapa orang sahabat terkemuka telah menyampaikan lamaran kepada baginda untuk mempersunting puteri beliau. Lamaran itu telah beliau tolak semua. Beliau mengemukakan bahawa persoalan puterinya diserahkan kepada Allah s.w.t. Akan tetapi hai Ali apa sebab hingga sekarang engkau belum pernah menyebut-nyebut puteri beliau itu dan mengapa engkau tidak melamar untuk dirimu sendiri? Kuharap semoga Allah dan RasulNya akan menahan puteri itu untukmu.”

Mendengar perkataan Abu Bakar r.a. mata Saidina Ali r.a. berlinang air mata. Menanggapi kata-kata itu, Ali r.a. berkata: “Hai Abu Bakar, anda telah membuat hatiku bergoncang yang semulanya tenang. Anda telah mengingatkan sesuatu yang sudah kulupakan. Demi Allah aku memang menghendaki Fatimah tetapi yang menjadi penghalang satu-satunya bagiku ialah kerana aku tidak mempunyai apa-apa.” Abu Bakar r.a. terharu mendengar jawapan Ali itu.
Untuk membesarkan dan menguatkan hati Imam Ali r.a. Abu Bakar r.a. berkata “Hai Ali, janganlah engkau berkata seperti itu. Bagi Allah dan Rasul-Nya dunia dan seisinya ini hanyalah ibarat debu bertaburan belaka! ”Setelah berlangsung dialog seperlunya Abu Bakar r.a. berhasil mendorong keberanian Imam Ali r.a. untuk melamar puteri Rasul Allah s.a.w. Beberapa waktu kemudian Saidina Ali r.a. datang menghadap Rasul Allah s.a.w. yg ketika itu sedang berada di tempat kediaman Ummu Salmah.

Mendengar pintu diketuk orang, Ummu Salmah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. “Siapakah yg mengetuk pintu?” Rasul Allah s.a.w. menjawab: “Bangunlah dan bukakan pintu baginya. Dia orang yang dicintai Allah dan RasulNya dan ia pun mencintai Allah dan Rasul-Nya!” Jawapan Nabi Muhammad s.a.w. itu belum memuaskan Ummu Salmah r.a. Ia bertanya lagi “Ya tetapi siapakah dia itu?” “Dia saudaraku orang kesayanganku!” jawab Nabi Muhammad s.a.w. Tercantum dalam banyak riwayat bahawa Ummu Salmah di kemudian hari mengisahkan pengalamannya sendiri mengenai kunjungan Saidina Ali r.a. kepada Nabi Muhammad s.a.w. itu “Aku berdiri cepat-cepat menuju ke pintu sampai kakiku terantuk-antuk setelah pintu kubuka ternyata orang yang datang itu ialah Ali bin Abi Thalib. Aku lalu kembali ke tempat semula. Ia masuk kemudian mengucapkan salam dan dijawab oleh Rasul Allah s.a.w. Ia dipersilakan duduk di depan beliau. Ali bin Abi Thalib menundukkan kepala seolah-olah mempunyai maksud tetapi malu hendak mengutarakannya.

Rasulullah mendahului berkata “Hai Ali nampaknya engkau mempunyai suatu keperluan. Katakanlah apa yang ada dalam fikiranmu. Apa saja yang engkau perlukan akan kau peroleh dariku!” Mendengar kata-kata Rasul Allah s.a.w. yang demikian itu lahirlah keberanian Ali bin Abi Thalib untuk berkata “Maafkanlah ya Rasul Allah. Anda tentu ingat bahawa anda telah mengambil aku dari pamanmu Abu Thalib dikala aku masih kanak-kanak dan belum mengerti apa-apa. Sesungguhnya Allah telah memberi hidayat kepadaku melalui anda juga dan anda ya Rasulullah adalah tempat aku bernaung dan anda jugalah yang menjadi wasilahku di dunia dan akhirat. Setelah Allah membesarkan diriku dan sekarang menjadi dewasa aku ingin berumah tangga, hidup bersama seorang isteri. Sekarang aku datang menghadap untuk melamar puteri anda Fatimah. Ya Rasul Allah apakah anda berkenan menyetujui dan menikahkan diriku dengan Fatimah?”

Ummu Salmah melanjutkan kisahnya “Saat itu kulihat wajah Rasul Allah nampak berseri-seri. Sambil tersenyum beliau berkata kepada Ali bin Abi Thalib “Hai Ali apakah engkau mempunyai suatu bekal mas kahwin?” “Demi Allah” jawab Ali bin Abi Thalib dengan terus terang “Anda sendiri mengetahui bagaimana keadaanku tak ada sesuatu tentang diriku yg tidak anda ketahui. Aku tidak mempunyai apa-apa selain sebuah baju besi sebilah pedang dan seekor unta.” “Tentang pedangmu itu” kata Rasul Allah s.a.w. menanggapi jawaban Ali bin Abi Thalib “engkau tetap memerlukannya untuk perjuangan di jalan Allah dan untamu itu engkau juga perlu buat keperluan mengambil air bagi keluargamu dan juga engkau memerlukannya dalam perjalanan jauh. Oleh kerana itu aku hendak menikahkan engkau hanya atas dasar mas kahwin sebuah baju besi saja. Aku puas menerima barang itu dari tanganmu. Hai Ali engkau wajib bergembira sebab Allah ‘Azza wa¬jalla sebenarnya sudah lebih dahulu menikahkan engkau di langit sebelum aku menikahkan engkau di bumi!” Demikian riwayat yang diceritakan Ummu Salmah r.a.

Setelah segala-galanya siap dengan perasaan puas dan hati gembira dgn disaksikan oleh para sahabat Rasulullah s.a.w. mengucapkan kata-kata ijab kabul pernikahan puterinya. “Bahwasanya Allah s.w.t. memerintahkan aku supaya menikahkan engkau Fatimah atas dasar mas kahwin 400 dirham. Mudah-mudahan engkau dapat menerima hal itu.” “Ya Rasulullah, itu kuterima dgn baik” jawab Ali bin Abi Thalib r.a. dalam pernikahan itu.

Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali, Ia mempersilakan atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan yang kedua adalah keberanian. Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Puteri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan, bahwa suatu hari, Fatimah berkata kepada ‘Ali “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda” ‘Ali terkejut dan berkata, “Jikalau begitu, mengapakah engkau mau menikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?” Sambil tersenyum Fatimah berkata, “Ya, kerana pemuda itu adalah Dirimu”
Begitulah cinta yang bersenikan diam. Mereka saling mencintai, tetapi memendam perasaan itu kerana tidak ingin cinta mereka melebihi cinta kepadaNya. Memang sukar menjadi mereka, tetapi untuk meneladani mereka tidaklah sukar.

Wahai lelaki, jadilah sejantan Ali, melamar gadis pilihanmu dengan jalan yang diridhaiNya, yakni pernikahan, bukannya pacaran, kerana pacaran itu banyak keburukan dibandingkan kebaikannya. Para wanitapun, teladanilah Fatimah, menjaga peribadinya biarpun hatinya meruntun cinta akan pemuda sehebat Ali r.a. Titipkan cintamu kepada jodoh yang belum diketahui siapa, dan untuk mendapat yang terbaik, jadilah yang terbaik. Jika dirimu jatuh cinta, diamkanlah, kerana syaitan mencoba menyelinap masuk untuk menjadikannya cinta yang yang berlandaskan hawa nafsu. Jika dirinya bukan untukmu, ridhailah, kerana tuhan mempunyai rencana yang lebih baik lagi buat kita. Terutama buat diriku sendiri, saat ku jatuh cinta denganmu, akan ku pendam dalam diam rasa ini dan membiarkan takdir saja yang menuntunnya menuju suatu ikatan yang akan mempersatukan kita dan menzahirkan yang terbuku. Wahai jodoh yang tak diketahui. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian atau pengorbanan.

Sabtu, 07 Mei 2016

Apa itu Sukses?

If we talking about succes, I think.... 


Sukses itu relatif, sukses itu ada pada diri setiap orang dan diri kita sendirilah yang menentukan parameter-parameter kesuksesan itu bgaimana, sukses itu tak harus punya prestasi seabrek, sertifikat setumpuk ataupun duit segunung. sukses itu saat kita nyaman dengan apa yang kita miliki dan kerjakan, bodoh amat dgn gemirisik suara2 sumbang di luar sana, terserah saja mereka mau menjudge apa, kan ini hidupmu! lo yang rasa dan lo yang jalani. Sukses itu so simple! Lo bahagia maka lo sukses! Intinya, berbahagialah dan raihlah semua yg bisa membuatmu bahagia.. 
Salam sukses^^
*Kenangan 1 Muharram 1436 H, from my private notes.

Apa itu cinta?

Cinta... 
Satu kata penuh makna dan satu kata yg siap mengguncangkan hati setiap manusia.
"Cinta mengguncangkan seseorang dengan kesenangan-kesenangan. Dengan melihat cinta, para pencinta tampak jelas dan nyata". (Junaid al-Baghdadi)
Jika berbicara tentang cinta, kita akan mendapati cinta itu tumbuh dan berkembang di dalam suatu tempat yang spesial yang kita sebut hati. Hati-hatilah dengan hati jangan sampai salah hati dan berakhir patah hati.
"Sungguh hati anak adam lebih cepat berbolak-balik dari periuk yang sangat mendidih" (HR. Ahmad)
Hati manusia begitu labil, tak ada seorangpun yang bisa memprediksikan kehendak hati orang lain. Mungkin saja kita menganggap dia suka tapi ternyata sebaliknya bahkan hati bisa sangat cepat bermetamorfosis. Awalnya rasa di hatinya bak bom atom yang meledakkan rasa cinta bertubi-tubi dan tak begitu lama rasa itu telah menyisahkan puing-puing kebencian dari serpihan cinta yang gagal sepaham.
Sebenarnya, Cinta bukan hanya sekedar bercerita tentang rasa asmara yang bergejolak bagi para pemuda tapi cinta adalah qudrat setiap insan yang pastinya dimiliki oleh setiap usia. Entah itu cinta orang tua terhadap anaknya, cinta saudara kepada saudara lainnya dan cinta yang hakiki seorang hamba kepada tuhannya. 

Are you a real moslem? Actually, you have to avoid untrue love before you make pledge with someone whom halal beside you. 
Jika ada yang mengatakan "I love you at first sight" it's totally bullshit! He's only interested on you physically. So, don't believe it sist! Cinta sebelum suatu ikatan yang sah mewadahi itu belum bisa disebut cinta karena itu hanyalah perasaan semu yang berasal dari hawa nafsu belaka yang mengatasnamakan cinta. 

"Apakah salah jika kita jatuh cinta? mengapa Tuhan ciptakan rasa itu?"
Coba tanyakan ke hatimu, mengapa harus ada rasa itu dan untuk apa dia ada. Cinta ada bukan untuk dipersalahkan atau disalahgunakan, cinta adalah fitrah manusia. Rasa itu bukanlah sesuatu yg layak untuk diumbar dan dipelihara tanpa adanya ikrar. Simpan saja rasa itu, walau hanya dalam diam.
"Bagaimana jika ada hati yang berdebar sebelum waktunya tiba?" 
Biarkanlah saja begitu. Bersarang dalam qolbu dan diam-diam menghilang bagaikan buih di lautan seiring dengan berjalannya waktu yg berlalu. Tak perlu ada yg tahu, cukuplah hatimu dan Dia yg mahatahu. Bagilah rasa itu dalam ikhtiarmu dan bisikanlah di setiap doa disepertiga malam-malam mu.

Cinta sejati adalah cinta kepada dia yg halal, cinta yg memotivasi adalah cinta kepada Rosulullah dan sahabat-sahabatnya dan Cinta Hakiki adalah Cinta kepada Sang Ilahi Robbi... Letakanlah Cintamu pada tempatnya dengan hanya mengharapkan keridhaanNya.
Jangan sampai salah dalam menafsirkan rasa cinta, kau tak akan pernah mengerti makna cinta yang sesungguhnya sebelum kau memasuki masa dimana kau dan dia disatukan dalam satu jalinan yang halal. Itulah sebaik-baiknya cinta. Cinta akan indah pada waktunya dan akan berbuah kebahgiaan surgawi bersama dia yang terkasih dengan izin ilahi Rabbi.

Wahai yg memiliki hati, tidak ada jarak antara diri-Mu dengan aku sekalipun kesalahan-kesalahku telah menjauhkanku dari-Mu. Wahai yg mengetahui segala rahasiaku, aku tenggelam. Ambilah tangan orang yg tenggelam ini, hanya kepadamulah aku berpegang.
*menantimu dalam istiqomahku, Sang pemilik tulang rusuk yg sejati.