Jumat, 25 September 2020

World Pharmacist Day

Jumat, 25 September 2020

Hari ini berbeda dari hari kemarin, bukan karena apa tapi ada pelajaran besar yang menghantam isi kepala apa lagi hati. Pelajaran yang akan menjadikanku lebih memahami poin-poin dari peran seorang farmasis profesional. 

Yah, 9 Stars Pharmacist. Jika telah sepenuhnya memahami dan mengamalkannya maka insyaa Allah seorang apoteker barulah layak menyandang gelar sebagai BINTANG.

Care-Giver, dimana seorang farmasis atau apoteker merupakan sebuah profesi dibidang kesehatan yang "care" atau peduli. Farmasis yang beriteraksi langsung dengan pasien maupun masyarakat luas meliputi peracikan, pemberian, koseling, konsultasi, visit, dan monitoring.


Desicion-Maker, dimana seorang farmasis atau apoteker dapat menentukan setiap keputusan yang akan diambil mengenai hal-hal yang berada dilingkup kefarmasian yang bertujuan meningkatkan mutu dan kualitas seorang farmasis.


Communicator, dimana seorang farmasis atau apoteker mampu menjadi sosok yang interaktif dalam komunikasi dengan pasien ataupun masyarakat luas. Dalam hal ini seorang farmasis atau apoteker sebagai narasumber dan pengajar tekait obat-obatan.


Manager, dimana seorang farmasis atau apoteker dapat mengarahkan dalam hal kemampuan menajemen, seperti kepala instansi di sebuah Rumah Sakit memanajemen agar pelayanan yang diberikan optimal, berkualitas dan produktif.


Leader, dimana seorang farmasis atau apoteker mampu menjadi seorang leader (pemimpin) yang memiliki visi dan misi yang jelas dan terlaksana serta dapat mengambil kebijakan untuk mengembangkan sebuah institusi maupun perusahaan dan lembaga.


Life-Long Learner, dimana seorang farmasis atau apoteker harus selalu memiliki rasa semangat belajar karena keilmuan mengenai kesehatan di farmasi terus berkembang dari waktu ke waktu, sehingga diperlukan pembaharuan mengenai pengetahuan dan kemampuan.


Teacher, dimana seorang farmasis atau apoteker dituntut dapat menjadi seorang pembimbing, pendidik, penghubung bagi dan untuk pasien serta masyarakat terkait ilmu kefarmasian dan mengenai ilmu kesehatan.


Researcher, dimana seorang farmasis atau apoteker merupakan seorang peneliti terutama dalam aspek penemuan untuk menemukan sebuah inovasi sediaan obat baru yang memiliki nilai manfaat tinggi.


Entrepreneur, dimana seorang farmasis atau apoteker diharapkan dapat terjun langsung menjadi seorang wirausaha dalam memproduksi dan mengembangkan dalam membantu mensejahterakan masyarakat. Dalam hal ini seorang farmasis dapat membuka perusahaan, lembaga dan institusinya sendiri. Seperti membuka apoteknya sendiri.


Saat menentukan untuk memilih menjadi seorang apoteker sejatinya kita telah menempuh jalan sebagai seorang "Pemimpin". Maka jika tidak sanggup menjadi pemimpin yang bertanggung jawab maka jangan pernah memilih untuk melanjutkan kuliah apoteker.


Apoteker harus siap bertanggung jawab dan menerima segala konsekuensi dari amanahnya. Menjalankan semua perannya agar benar-benar mencapai 9 bintang.


SEMANGAT APOTEKER!!!

KAMU BISA!!!

BANGKIT DAN BUKTIKAN PADA DUNIA BAHWA KAU ADALAH BINTANG DAN PEMENANGNYA.

Selasa, 28 Juli 2020

TENTANG RASA YANG BERGEJOLAK

Hanya karena orang lain berbuat tidak baik kepada kita, bukan berarti kita harus membalasnya dengan cara yang sama.Orang yang dibenci tidak akan merasakan kesedihan yang dalam sedangkan kamu akan kehilangan banyak kebahagiaan. Hati mu tidak akan pernah damai. Pikiran mu tidak pernah bersih dan mata mu tidak pernah betul-betul terpejam. Membenci itu meletihkan dan merusak kehidupan.

Sibuk membenci dan menghujat orang yang kamu anggap buruk kelakuannya, tak akan membuatmu lebih baik darinya. Tapi justru membuat kamu kelihatan karakter burukmu sendiri yaitu sebagai seorang pembenci dan penghujat yang ahli. Tidakp fokus memikirkan orang yang membenci mu, karena masih banyak orang yang menyayangi mu. Sudahilah... Ikhlaskan! Jangan membenci karena dia kita belajar sabar, kuat, tegar dan memaafkan.
Dan satu lagi, jangan membenci karena kau pun ada yang tak menyukai. 

Bukankah kau pun ingin dimaafkan?
Ampunan Rabb mu pun begitu luas, maha pengasih dan penyayang kepada seluruh hambaNya. Maka mengapa begitu sesak dadamu untuk memaafkan orang lain? #muhasabah

اِنْ تُبْدُوْا خَيْرًا اَوْ تُخْفُوْهُ اَوْ تَعْفُوْا عَنْ سُوْٓءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيْرًا
"Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan, menyembunyikannya, atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Kuasa."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 149)

عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : (( قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَـى : يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً )).
Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].

Makassar, 3 November 2018


Just REMINDER, U must be stronger than before yaa... Laa tahzan 😊

Rabu, 20 Mei 2020

Pesan cinta untukmu

Di ruangan sempit nan sesak di bawah sorot lampu yang mengusik tetangga ditemani setumpukan lembaran yang mengurai banyak angka kau terlihat kalut penuh pikiran. Aku tahu semangatmu tak seperti yang dulu, aku tahu kau ingin sekali beranjak dari keterpurukan itu. Aku tahu... Aku tahu... Sungguh! Kau tak usah pura-pura hebat jika air matamu saja masih kau usap dan sembunyikan. Kau rindu dekapan mesranya malam sunyi tanpa serentetan tuntutan dunia yang mengikis iman secara perlahan bukan? Untuk kali ini saja, kau harus jujur pada dirimu. Itu bukan kamu! Bukan karena usia yang semakin mencemaskanmu sedang mimpi-mimpimu kian menjauh. Kamu payah! Bukankah itu kata-kata yang membuatmu kehilangan jati diri? Kau terus menerus mengingatnya hingga semangatmu pergi tak tahu kemana. Ah... Sudahlah. Bangkitlah lagi! Aku yakin kamu bisa melalui masa-masa sulit ini. Tolong bersemangatlah!!! Jangan biarkan dirimu tenggelam dalam rantai kemalasan yang membelenggu jiwamu lalu menghapus semua mimpimu. Lakukan yang terbaik sayang, aku yakin kamu bisa lebih baik. Jangan lupa perbanyak dzikirullah. Kamu hanya butuh itu untuk menang dan tenang. ☝️💪

Dari aku yang mencintaimu dan tak akan pernah meninggalkanmu.
Your self~

Sabtu, 16 Mei 2020

Sebuah Renungan "mengapa kita tidak sukses?"

Kita semua sama, dimodali Allah SWT setiap hari 24 Jam. Tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang.

Ada orang yang dengan 24 jam dia bisa berhasil mengurusi bisnis-bisnisnya, juga bisa mengisi kajian-kajian yang menginspirasi dimana mana, juga bisa aktif dalam aktivitas sosial dan semuanya sukses.

Ada juga yang dengan 24 jam yang sama bahkan untuk mengurusi dirinya sendiri dengan satu bisnis saja tidak berhasil.

Salah satu faktor yang membuat tidak berhasil adalah karena menghabiskan waktu dengan hal yang tidak bernilai tambah.

Kenapa orang tidak menggunakan waktunya dengan baik? :

1. Tidak punya tujuan dan prioritas hidup yang jelas
2. Sedikit2 cek media social.
3. Mau tahu urusan orang lain.
4. Kebiasaan datang terlambat.
5. Terlalu lama membuat keputusan.
6. Susah move oN.
7. Mudah takut dan khawatir.
8. Gampang tergoda dan tidak fokus.
9. Berusaha melakukan semua sendir.
10. Terlalu mikirin pendapat orang lain.
11. Terlalu perfeksionis sampai akhirnya tidak jadi action.
12. Tidak berani menolak.
13. Bersenang senang tanpa tahu batas.
14. Terus membandingkan diri dengan orang lain.

Kebiasaan kita ada beberapa diatas? Diubah.

Semoga kita jadi orang sukses.
*FJS

APA LAWANNYA SUKSES?

"Kegagalan dalam kehidupan umumnya adalah orang-orang yang tidak menyadari seberapa dekatnya mereka dengan kesuksesan di saat mereka menyerah."

- Thomas Alva Edison -

Sebagian orang mungkin suka menganggap kutipan itu BASI, padahal ga tahu aja kutipan ini datang dari PERJUANGAN HIDUP TANPA KENAL MENYERAH.

Saya yakin orang yg bilang basi adalah orang negatif mulukkk.

Belum tahu aja siapa sebenarnya yg buat quote ini.

Saya aja baru tahu, dan baru ngeh pas baca kisahnya, dan asliiii terkaget-kagettt saya. Keren bangettt!

Beneran...

Saya baru ngeh pembuat quote ini,Thomas Alva Edison bukan cuma penemu banyak inovasi, beliau pendiri General Electric (GE) juga ternyata

GE adalah perusahaan raksasa dengan karyawan 300.000 dan nilai Omzet pertahun pas dirupiahin, kalkulatornya ga sanggup euy.

sekitar 1600 Triliun, whatttt!

Produknya macem-macem, elektronik, keuangan, turbin, dan buat di Indonesia yg paling terkenal ya lokomotifnya, cek ajak lokomotif berwarna putih dg dobel kabin itu buatan anak buah Thomas Alva Edison di General Electric lhoo.

Oya, mesin Garuda byk pake engine dari GE juga lho.. Ngeriii.

Bisnisnya jualan lokomotif dan mesin Boeing dan Airbus.

Tapi...
Yg saya kagum sebenarnya ini..
Beliau terkenal dengan perjuangan tanpa menyerah. Bayangkan saja, percobaan membuat lampunya gagal 9000an kali (menurut data sekitar 9955 !!!) dan kerennya dia ga mau dibilang gagal.

Thomas A Edison pernah memprotes sebuah surat kabar yg memuat judul berita utama: "Setelah 9.955 kali gagal menemukan bola lampu pijar,  Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yang menyala."

Ia meminta judul berita itu diganti.

Keesokan harinya, atas permintaan Edison, surat kabar itu mengganti berita utamanya menjadi:

"Setelah 9.955 kali berhasil menemukan lampu yg gagal menyala, Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yg menyala"

Kerennn yaa..
Ini positif banget.

Dia maunya dibilang saya berhasil menemukan lampu 9955 lampu yg gagal menyala. Woww!

Saya coba merenung...

Coba aja dia berhenti di angka 9000 lampu, dan dia menyerah.
mungkin ga ada tu penemuan kyk sekarang atau perusahaan beromzet 1600 Triliun.

Ngeriiii...

Banyak banget learningnya, dan salah satu yg paling terharu, menurut sejarah, ternyata beliau sulit untuk mendengar, ga sampai tuli memang, tapi ga bisa denger secara clear.

Thomas Alva Edison bukan orang yg sempurna, bagaimana dengan kita yg jauh lebih sempurna secara fisik? masih gampang nyerah ???

Thomas Alva Edison punya pilihan utk menyerah, ribuan kali dia alami kegagalan, dan hebatnya, dia ga mau dibilang gagal. Edison hanya mau dibilang berhasil menemukan penemuan yg gagal.

Kerennn banget utk diaplikasikan ke bisnis kita. Mungkin kita pernah gagal, tapi ingat jangan menyerahhh, kita bisa seperti Thomas A Edison ini, mindsetnya begini, ketika kita gagal, kita bukan bilang gagal dlm bisnis, tapi bilang berhasil menemukan cara berbisnis yg bisa gagal.

Learningnya, baru gagal 5x, 10x, 20x, jangan baperrr, jangan langsung menyerah.

Coba terus, lakukan terus, kalo gagal coba lagi sampai berhasil.

Kalau baru puluhan kali gagal, Bapak Thomas ini 9.955 lhooo.

Lawannya Sukses Bukanlah GAGAL,
Tapi Lawannya Sukses adalah Menyerah.!

Selama Kita Tidak Menyerah,
Kita masih Punya kesempatan Untuk Sukses.  Ayo bangkit!!!

Ketahuilah...

SUKSES itu tergantung SIKAP

Kurangi Berbicara,
Banyakin Mendengarkan

Kurangi mikir terus,
banyakin Action

Kurangi makan Junk Food,
banyakin Makan sehat

Kurangi Soda,
banyakin Teh

Kurangi mengeluh,
banyakin bersyukur

Kurangi ragu ragu,
banyakin yakin

Kurangi khawatir,
banyakin berharap

Kurangi cemberut,
Banyakin senyuman

Kurangi membenci,
Banyakin mencintai

Kurangi mengacuhkan,
Banyakin memahami

Kurangi marah,
Banyakin memaafkan

Kurangi malas
Banyakin Olahraga.

Kurangi Gagal
Banyakin Belajar

*FJS

APA SIH RAHASIANYA?

Saya jadi kepikiran. . .
Benar-benar kepikiran.

Dulu Rasulullah, sahabat, dan pedagang-pedangan Arab lainnya kok bisa bergelimangan harta ya?

Harta mereka bukan lagi ratusan juta. Tapi miliaran, beberapa sahabat contohnya Umar Bin Khattab dan Abdurahman Bin Auf bahkan tembus Triliunan.

Umar mewariskan 11 Triliun ketika beliau wafat.
Dikisahkan Abdurahman Bin Auf hartanya melebihi seluruh sahabat.

Ini Harta lho, bukan Omzet.

Padahal yang dijual juga gak macam-macam.
Ada yang jual kain, ada yang jual madu, ada yang jual hewan ternak, ada yang jual hasil kebun.

Menariknya, mereka dulu nggak pakai ilmu Copywriting, Hipnowriting, covert Selling, dan ing ing lainnya.

Kok bisa begitu?

Ya, mungkin mereka gak pakai ilmu itu karena mereka gak jualan Online, hehe.

Tapi serius. .
Pencapaian bisnis Rasulullah dan Para Sahabat itu bukan pencapaian yang biasa.

Makin luar biasa lagi ketika mereka juga mencetak pencapaian Akhirat.

Didunia lapang, diakhirat menang.

Siapa sih yang gak ingin seperti itu?
Justru aneh kalau ada yang gak pingin itu semua.

Apapun terjadi semua karena ijin Allah.

Lama saya merenungi, apakah strateginya, apakah amalnya, apakah managemen bisnisnya, apakah apakah.

Tapi karena keterbatasan ilmu, saya sampai di satu kesimpulan.

Akan banyak teori yang menjelaskan hal-hal diatas, dan mungkin Setiap orang berbeda-beda penafsirannya.

Tapi memang, ada yang dimiliki Rasulullah dan para sahabat yang tidak dimiliki kebanyakan pedagang.

Apakah itu?

Itu adalah "Akhlak"

Saat berbisnis, Rasulullah akhlaknya terpuji, sahabatpun begitu.

*) Bisnis bukan hanya tentang strategi.
*) Bisnis bukan hanya tentang jual beli.
*) Bisnis juga butuh akhlak.*

Siapa sih pembeli yang tidak suka, jika sikap penjualnya terpuji?

Sebaliknya, tidak ada pembeli yang suka jika sikap penjual seenaknya.

Saya pernah beli buku bisnis ke seseorang penjual. Saat bertanya harga, si penjual jawabannya ketus tanpa emot-emotan, hehe.

Ups, seandainya saja dia lebih ramah, mungkin saya akan pesan beberapa buku :)
Mungkin dia belum tau teknik cross selling.

Saya positif saja, semoga sikap seperti itu hanya ditujukan ke Saya.

Ternyata, ada seorang teman yang juga beli ke penjual itu. Perlakuannya juga sama.

Teman Saya sampai menyimpulkan si penjual itu sombong.

Saya sih gak peduli apa kesimpulan teman Saya.
Tapi sejak saat itu kami tidak pernah lagi beli ke penjual tersebut. Lihat kan?
Dia kehilangan 2 pelanggan. Hehe

Kita jualan, yang butuh pembeli itu kita.
Jadi janganlah jadi penjual yang ketus, sombong, angkuh, pamer. Allah kurang suka.

Beli atau nggak beli..., tetap ramah kesemua orang, itu harus jadi sikap kita.

Sekarang masyaAllah.
Ada orang jualan broadcast sembarangan, ada juga yang nyulik-nyulik grup semaunya, dan hal keji lainnya.

Promosi via Broadcast boleh, tapi ada aturannya.
Mau masukin orang ke grup boleh, via undangan, bukan langsung dijebloskan.

Sekali lagi, bisnis perlu akhlak.

Jika jalankan bisnis kecil saja gak pakai akhlak, gak pantas jalankan bisnis yang besar.

Janganlah engkau katakan pembeli itu PHP, bisa jadi cara jualan kita yang masih salah.
Janganlah engkau caci orang yang telat transfer, bisa jadi mereka ada keperluan.
Janganlah engkau hina-hina calon pembeli mu di status-status postinganmu.

Buat apa saudaraku?
Belum tentu mereka baca :)

Sudahlah, gimana cara mereka memperlakukanmu itu urusan mereka dengan Allah.
Tapi kamu juga punya urusan dengan Allah. Kamu akan dimintai pertanggung jawaban tentang bagaimana kamu memperlakukan pembelimu.

Boleh punya ribuan strategi untuk jualan. Tapi pastikan terselip akhlak yang mulia disana.

Omzet hanya angka.
Ada yang lebih bernilai dari itu, "Yakni pahala."

Kita lebih butuh pahala dibanding jualan kita laris.
Dan lebih enak jika jualan kita laris juga berbuah pahala.

Maka,
Jadilah penjual yang mengutamakan akhlak.

DAGANG ITU....

Bukan Soal BAKAT, tapi Soal MENTAL!
Dagang itu bukan perkara sedikit atau banyak

Dagang itu tentang mental

Mental bahwa dagang tak selalu laku
Mental bahwa dagang tak selalu mulus
Mental bahwa dagang Kadang sepi pembeli
Mental bahwa dagang kadang menghadapi kerugian

Seni berdagang tetap indah,
Saat laku deras sederas air hujan, atau saat sepi kering sekering kerontang.

Tetap jalani bagaimanapun Allah menentukan takdir-Nya

Yang harus terus diyakini adalah,,,

Inilah jalan nafkah…
yang terkandung berlimpah berkah di dalamnya

Inilah jalan nafkah,,
Yang Rasul dan para Sahabat melakukannya

Inilah jalan nafkah…
Yang 9 pintunya terbuka
Untuk mereka yang mau bersusah payah

Yang harus diingat,,
Harta hasil dagang, bukan kekayaan apa yang bisa kita belanjakan,
sebanyak apa harta yang dapat dikumpulkan

Tapi…
Sebesar apa dari harta itu bisa bermanfaat untuk membahagiakan orang lain

Karena kebahagiaan hakikatnya adalah saat kita mampu membahagiakan orang lain…

Semakin banyak uang yang kita kumpulkan semakin banyak orang yang bisa kita bahagiakan…

Jadi…
Teruslah berdagang
Teruslah memburu omzet,

Sedikit banyak hasil yang di dapat tetap indah, karena itu adalah seni berdagang…

🙏🙏🙏
*FJS

Jumat, 15 Mei 2020

JALAN JUANG SANG PENDEKAR


Oleh : Bendri Jaisyurrahman

Kita masih membahas lelaki pendekar. Peduli anak dan keluarga. Dan seorang pendekar tidaklah muncul tiba-tiba. Sebagai jagoan, ia hadir melalui proses panjang dari sebuah latihan yang tak kenal lelah. Jangan pernah bermimpi menjadi pendekar dengan cara-cara instan. Ia bukan layaknya The Flash yang kehadirannya muncul karena tersambar petir. Jika anda mengalami hal yang sama, alih-alih menjadi jagoan, yang terjadi malah kematian. Atau seperti Peter Parker yang mendadak menjadi Spiderman gegara digigit laba-laba. Bayangkan, begitu mudahnya menjadi seorang jagoan berbekal sebuah gigitan. Digigit sekali, jadi lelaki hebat selamanya. Enak tenan. Padahal, sejak kecil banyak anak-anak yang digigit oleh nyamuk. Namun tak jua muncul seorang jagoan bernama Mosquitoman. Mungkinkah harus yang lebih ekstrim? Digigit ular, misalnya. Bukannya jadi jagoan malah modar, bisa-bisa.

Khayalan tentang menjadi jagoan dengan cara yang singkat, harus dibuang jauh-jauh dari benak seorang lelaki pendekar. Bahkan seorang nabi Muhammad saja, meski kenabiannya merupakan ‘pemberian’ dari Allah SWT, namun perjalanan hidupnya sebelum diangkat menjadi nabi adalah sebuah masa ‘training’ yang panjang. Rasulullah tak melalui masa hidupnya dengan berleha-leha, duduk-duduk manis saja di rumah sambil santai-santai seraya menanti kapan Jibril datang melantiknya. Sama sekali tidak. Siapapun yang mengkaji sejarah hidup rasulullah akan mendapatkan fakta bahwa beliau memang dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi ‘jagoan’ melalui serangkaian ujian dan latihan. Hingga kita dapati pada akhirnya, beliaulah sebaik-baiknya lelaki pendekar. Sebagaimana sabdanya, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling peduli terhadap keluarganya. Dan aku, paling peduli terhadap keluargaku”.

Beliaulah guru kita. Master dari segala pendekar. Dan sejarah hidupnya wajib kita telusuri. Agar kita bisa mempersiapkan diri bagaimana menjadi lelaki pendekar sesungguhnya. Hal ini khususnya ditujukan bagi yang masih belia. Mengisi masa mudanya dengan serangkaian latihan demi mempersiapkan diri jadi pendekar. Dan begitu masa ‘pelantikan’ itu tiba, yakni saat akad nikah diikrarkan, ia telah menjelma menjadi jagoan yang disegani. Inilah jalan juang lelaki pendekar.

Bermula dari Bahasa
Mari simak kembali sejarah nabi mula-mula dibesarkan. Sejak bayi beliau diserahkan pengasuhannya oleh ibunda Aminah kepada Bunda Halimah As Sa’diyah untuk disusui. Apa pasalnya? Apakah Ibunda Aminah kering air susunya? Atau sibuk menjalani karier sebagai pebisnis karena saking banyaknya orderan? Sama sekali bukan. Keputusan ibunda Aminah “mengasingkan” nabi ke daerah perkampungan sedari bayi lebih karena keinginannya untuk melatih nabi berbahasa arab yang baik. Sebab di zaman tersebut, bahasa arab di kota Mekkah sudah tercemari. Jauh dari kaedah berbahasa yang baik dan benar. Bercampur dengan bahasa gaul yang slengean di masanya. Jika nabi terbiasa berbahasa yang rusak, maka perilakunya pun memiliki cela sejak masa kanak-kanak. Dan hal ini tak boleh terjadi pada nabi.

Keinginan ibunda Aminah melatih bahasa sang nabi tentu semua atas kehendak dari Allah. Yang Maha Kuasa sedang mempersiapkan nabi agar memiliki bahasa yang baik dan cakap dalam komunikasi. Sebab bahasa amat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Jika seseorang fasih sedari dini berbahasa yang santun maka kelak ia tumbuh menjadi pribadi yang lembut, peduli dan menghargai orang lain. Tak terbiasa membully kawan sepermainan. Isi kepalanya penuh dengan kalimat baik penuh pujian. Jika ia dizholimi, tak muncul daftar nama binatang dari lisan. Cukup ia katakan : “Rangga, apa yang kamu lakukan padaku itu, jaahaat!”. Itulah kalimat cinta meski sedang marah.


Keelokan bahasa inilah menjadi modal awal dalam pengokohan keluarga. Betapa banyak anak-anak yang saat ini tumbuh dengan bahasa yang rusak. Mereka belajar bahasa dari orang terdekat. Yakni ayah dan ibunya. Sedari dini jarang mendapatkan bahasa cinta. Alhasil, perilaku mereka tak beda jauh dengan bahasa yang mereka pelajari. Jika kata-kata kasar yang mereka terima, jadilah mereka di masa mendatang layaknya preman pasar. Suka mengancam dan memaksa. Namun jika tutur kata yang baik yang mereka serap, meski tak harus menjadi pujangga, mereka terlatih untuk bersikap mulia.

Untuk memperhalus bahasa dan tutur kata, sekaligus memperbanyak kosa kata nan indah, maka calon pendekar harus banyak berinteraksi dengan buku bacaan dan syair-syair yang menyentuh jiwa. Buku bacaan menambah khasanah akan kosa kata baru. Dan kumpulan syair memberikan ‘rasa’ akan kata-kata yang kita ucap. Dan buahnya nampak dalam kalimat yang meluncur dari lisan, khususnya di tengah situasi yang mengaduk emosi. Lelaki pendekar terlatih untuk marah yang beradab. Meski terbakar emosi tak keluar kalimat caci. Ia punya pilihan kata lain yang sejenis, “Kalian sungguh ter...la...lu!”. Inilah pendekar dalam wujud ksatria bergitar.

Memelihara Hewan
Setelah khatam menguasai bahasa Arab yang fasih hingga tumbuh menjadi pribadi yang rahmatan lil ‘alamin, nabi Muhammad kecil mulai berlatih menggembala kambing. Meski usia masih belum dewasa, Muhammad muda sudah bisa diamanahkan untuk menjaga hewan kambing milik tetangga atau kerabatnya. Ini kelak menjadi bekal baginya dalam menjadi pemimpin umat sedunia. Dan memang begitulah sejatinya tugas seorang nabi. Tak ada satupun dari nabi yang tak pernah menjadi penggembala kambing. Kalaupun ada, namanya nabila, personil JKT48. Dia ‘nabi’ palsu meski banyak pemujanya.

Hikmah dari menggembala kambing ini bisa kita lihat dalam level yang lebih besar. Bahwa jika makhluk yang tak berakal dan memiliki nafsu besar saja – yakni kambing – bisa ditundukkan dan diatur, apalagi makhluk yang bernama manusia. Begitulah juga semestinya tugas seorang pendekar. Jika terbiasa menggembala kambing, amat mudah ia ‘menggembala’ anggota keluarganya yang lain. Singkatnya, kambing aja dirawat dan dipelihara, apalagi anak dan istri. Tentu ia lebih peduli.
Maka lelaki yang siap menjadi pemimpin bagi anggota keluarganya, dapat dilihat jiwa ‘penggembala’ nya di masa muda. Tanpa berpikir bahwa seorang pendekar ujung-ujungnya jadi juragan kambing, kemudian buka lapak menjelang hari raya qurban. Bukan itu. Namun semestinya ia secara sadar melatih dirinya dengan memiliki hewan peliharaan. Tidak musti kambing. Bisa ayam, burung, kelinci dan yang semisal dengannya. Kalau kodok gimana? Maaf, kita sedang bahas sang pendekar. Bukan sang presiden di negeri antah berantah yang suka lompat sana lompat sini.

Aktivitas saat memberi makan hewan, memperhatikan kondisi fisik peliharaan, diselingi bercengkrama dengannya, dapat menjadi bekal bagi seorang lelaki untuk menjadi pendekar sejati. Ia menjadi lelaki yang bertanggung jawab bagi keluarganya. Jangan heran kalau di masa sekarang banyak lelaki yang cuek dengan anak dan istri, bisa disimpulkan dahulu di masa mudanya ia tak pernah memiliki hewan peliharaan. Atau mungkin sempat punya, tapi banyak yang terlantar dan mati karena tak dipedulikan olehnya.

Jalan panjang menjadi sosok lelaki pendekar belumlah usai. Masih panjang dan berliku. Kita tantaskan di bagian tulisan berikutnya. Namun kita peroleh kata kuncinya : lelaki yang mampu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sedari muda, ia siap menjadi sosok pendekar idaman saat amanah pernikahan diserahkan kepadanya. Dan bagi sang wanita yang sedang berjuang mengharapkan sosok lelaki model seperti ini, setidaknya mendapatkan dua ciri calon lelaki pendekar. Jika tutur katanya baik dan santun, serta ia diketahui amat sayang dengan hewan, segera minta ia jadi suamimu. Jika tidak, engkau akan terus berada dalam penyesalan panjang, ketika ia menjadi milik orang. Dari sinilah muncul kalimat : Di balik sosok lelaki pendekar, ada banyak mantan yang menyesal.

SAATNYA LELAKI PENDEKAR TURUN GUNUNG


Oleh : Ustadz Bendriendri Jaisyurrahman


Ini kisah tentang permusuhan yang abadi. Bukan antara Batman dan Joker, Popeye versus Brutus, Inspektur Vijay lawan Tuan Takur  ataupun  MUI-er seteru Ahoker. Permusuhan ini lebih hebat dan lebih dahsyat. Bahkan boleh dibilang sebagai biang dari segala permusuhan di muka bumi ini. Dimana takkan pernah ada perdamaian antara dua kubu. Meskipun salah satunya berupaya melakukan negosiasi dengan tetesan air mata ataupun makan siang bersama. Jika perdamaian terjadi, pasti salah satu sudah menjadi bagian darinya alias tunduk menyerah. Dan itu kekalahan telak. Permusuhan hebat ini adalah antara manusia dan setan. Sebagaimana yang Allah peringatkan dalam kitab suci, “Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu”. So, jangan berpikir dunia aman-aman saja bro. Sudah ada musuh yang mengintai kita sampai hari kiamat. Musuh yang gak kelihatan. Namanya setan. Maka perangilah ia sebenar-benarnya.

Jangan bayangkan setan di sini dengan ciri-ciri wanita berambut panjang, gigi taring, berdaster putih, kaki tak menapak ke bumi, punggung bolong diameter 10 senti sambil menyapa abang tukang sate yang lewat, “Satenya bang, 200 tusuk!”. Bukan. Justru hal tersebut hakikatnya pembodohan mengenai setan itu sendiri. Sebab permusuhan yang dilakukan setan kepada manusia bukanlah dengan menakut-nakuti manusia dalam tampilan menyeramkan. Cara ini gak bakal mempan. Malah bisa jadi bahan tontonan yang menghibur bagi manusia. Terbukti film horror dengan imajinasi khayalan akan setan malah menjadi box office di pasaran.

Cara setan untuk menghancurkan manusia sejatinya sungguh sangat halus, licin bahkan tak meninggalkan jejak yang nampak. Wajar kalau setan disebut lebih lihai dari intelijen manapun di muka bumi ini. Aksinya sangat strategis dengan target khusus : “menjadikan  manusia tunduk lantas mengikuti segala langkah-langkahnya”. Saat manusia ada yang rela menjadi anak buahnya, inilah manusia pecundang. Pihak yang kalah total dalam permusuhan abadi ini. Bahkan sejatinya ia telah hilang kemanusiaannya. Berubah identitas menjadi setan dalam wujud manusia. Sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam surat An Naas bahwa setan bisa berwujud jin juga manusia.

Untuk melancarkan misinya dalam dendam kesumat sepanjang zaman ini, setan memiliki strategi khusus. Ya. Setan meski tak pernah kuliah post doktoral atau seminar skala international, memiliki kecerdasan yang mumpuni. Rencana mereka sangat terstruktur. Dan ini bisa dilihat dari fokus target penghancuran dalam kehidupan manusia. Di saat manusia sibuk menangani urusan ekonomi dan politik, setan justru mensasar keluarga sebagai target kerusakannya. Hal ini diceritakan dalam hadits riwayat Imam Muslim no 2813. Dimana Rasul mengabarkan prestasi terbesar setan adalah merusak keluarga. Karena itu keluarga manusia menjadi bidikan utama mereka.

Ekonomi memang penting diurus, namun jika keluarga diabaikan akan muncul ekonom-ekonom busuk di dalamnya. Yang menindas kaum lemah dan menghalalkan segala cara demi menumpuk kekayaan berlimpah. Politik apalagi. Amatlah penting. Namun ketika keluarga tak lagi dijaga, akan lahir politisi-politisi bermasalah tersebab berasal dari keluarga yang rapuh. Jadilah kita menyaksikan tiap hari di media kelakuan bejat para politisi kita. Mulai dari korupsi, perzinahan bahkan kongkalikong dengan musuh negara.

Tengoklah saat ini. Setan boleh dibilang telah berhasil memukul telak manusia. Menjadikan manusia sebagai pecundang. Kerusakan yang terjadi pada institusi keluarga tak dapat dicegah. Tren angka perceraian yang meningkat pesat sebagai indikatornya. Kini, menurut sebuah lembaga penelitian, terjadi kasus perceraian hingga 350.000 per tahun di Indonesia. Atau jika ingin disederhanakan ada 40 kasus perceraian setiap jam di negeri ini. Dengan kata lain setiap 3 menit sekali ada dua pasangan yang bercerai dengan berbagai alasan penyebabnya. Jadi kalau anda membaca tulisan ini selama 3 menit, maka sudah ada 2 pasangan yang bercerai selagi anda membaca. Dahsyat! Dan data ini yang tercatat di pengadilan agama. Yang tak terdata, bisa jadi lebih banyak lagi.

Tragisnya, permasalahan keluarga ini tak menjadi perhatian serius pemerintah. Khusus penanganan gonjang ganjing ekonomi, ada kementriannya. Untuk menangani situasi politik agar kondusif, dibuatlah Kementrian Politik. Namun untuk keluarga, tak ada kementrian khusus yang menanganinya. Alhasil setan makin leluasa menghancurkan kita. Bagaimana tidak? Perilaku anak-anak muda yang rusak akibat terjerat dengan masalah narkoba dan pornografi makin menjadi-jadi. Tanyakan kepada mereka, “Kenapa kalian memakai narkoba?”. Mereka takkan mungkin menjawab, “Karena sistem ekonomi kita masih kapitalis. Angka pertumbuhan rasio ekonomi tersendat. Inflasi dimana-mana”. Mereka takkan menjawab itu. Atau tanyakan alasan kenapa mereka suka nonton film porno dan bergaya hidup bebas tanpa aturan agama. Tak kita temukan jawaban, “karena sistem politik kita belum stabil. Partai-partai belum memiliki konsep bernegara yang jelas. Eksekutif dan Legislatif tak sejalan”. Lagi-lagi bukan itu.

Justru jawaban yang akan kita temukan dari carut-marutnya moral generasi muda saat ini adalah satu kalimat yang seirama. “Karena keluarga saya berantakan. Saya punya ayah tetapi merasa yatim. Punya ibu tapi piatu. Punya rumah tapi tak memiliki keluarga”. Inilah akar dari kehancuran negeri kita. Saat kita abai dalam urusan keluarga, kita sedang merencanakan kehancuran generasi masa depan. Perlahan bangsa ini hanya terabadikan dalam batu nisan sejarah. Pernah jaya namun akhirnya rusak karena cuek terhadap masalah keluarga.

Maka, di saat negara seolah-olah tak peduli terhadap masalah keluarga, sudah saatnya kita memanggil lelaki-lelaki hebat untuk selamatkan negeri ini. Mereka adalah lelaki tangguh gagah berani yang sedang khusyu’ dalam pertapaan di atas gunung. Gunung-gunung ‘obsesi’. Gunung-gunung ‘karier’ dan puncak prestasi. Mereka adalah lelaki peduli yang mengamati kondisi negeri dari gunung yang tinggi agar dapat mencari sebab kerusakan di negeri ini. Mereka  mengetahui akan adanya makar yang maha dahsyat di negeri mereka. Makar yang bersumber dari permusuhan abadi antara manusia dan setan. Musuh yang nyata. Bukan ‘asing’ atau ‘aseng’ yang akan mereka lawan. Namun biangnya, yakni setan yang terkutuk. Dan hal tersebut memaksa lelaki ini untuk ‘turun gunung’. Dialah lelaki pendekar. Bukan pendek dan mekar. Lelaki pendekar adalah singkatan dari Lelaki Peduli Anak dan Keluarga.

Inilah sosok lelaki yang sekian lama dirindukan. Yang berjuang melakukan perbaikan negeri lewat langkah yang tepat dan terencana. Menjaga benteng pertahanan dari kebobolan. Di saat sebagian lelaki berjuang di medan jihad lain yang lebih ‘prestise’, ia memilih untuk ‘pulang’ ke rumah. Bukan karena tak punya nyali di luar. Tapi justru menyadari bahwa benteng pertahanan yakni keluarga sedang dirusak oleh musuh dan harus diselamatkan. Dan inilah lelaki terbaik. Sebagaimana sabda baginda nabi, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling peduli terhadap keluarga”.

Bermula dari kepedulian terhadap anak-anak yang menjadi calon pemimpin bangsa di masa depan, dan juga peduli terhadap perbaikan keluarga. Lelaki pendekar meyakini bahwa kekuatan sebuah negeri bermula dari kekokohan keluarga. Ia berjuang untuk menyelamatkan keluarga agar mampu menghadapi serangan ‘mematikan’ dari setan. Berjuang menjadikan keluarga tempat bernaung yang nyaman melebihi tempat hiburan semisal mall atau pusat perbelanjaan. Keluarga harus menjadi garda terdepan yang kuat untuk membentengi anak-anak dari berbagai virus moral yang membahayakan.

Ingat! Jangan mengandalkan perbaikan keluarga ini lewat kaum wanitanya saja. Mereka memang harus dilibatkan, namun lelaki tetap yang menjadi pemimpinnya. Inilah makna “qowwam” yang sesungguhnya. Sebab membiarkan wanita bertarung sendirian menghadapi musuh yang amat dahsyat, adalah lelaki pengecut. Justru wanita harus dikuatkan. Diberikan energi agar berjuang bersama dalam pengokohan keluarga.

Anda berminat menjadi lelaki pendekar itu? Jika iya, maka tulisan berseri ini akan mengupas perjalanan hidup lelaki pendekar ini. Dimulai dari saat ia lajang, memilih pasangan, mendampingi istri saat hamil dan menyusui, saat anak balita hingga anak beranjak remaja. Kisah panjang lelaki pendekar ini akan membahas hal-hal apa yang harus dilakukan sebagai bagian pengokohan keluarga di setiap jenjang masa. Agar kelak setan merasa putus asa dan terbirit-birit menghadap iblis, raja mereka, seraya berujar “Aduh bos! Gagal maning, gagal maning!”. Dan iblis menjawab “Makanya, jangan remehin lelaki pendekar. Dia muncul, bisa kelar hidup lo!” 

Meng-aqil Baligh-kan Anak

Oleh : Ustadz Adriano Rusfi, Psi.

_Libatkan anak dalam masalah_

Saya baru punya mobil usia 42 tahun. Rumah baru punya 2 tahun lalu, sebelumnya ngontrak.

Dulu saat usia saya 28 tahun, teman-teman saya bilang, _“Lu makanya yang fokus dong cari duit.”_

Saya cuek saja, saya memilih fokus mendidik anak. Saya percaya dengan prinsip "Life begin at forty". Bagaimana pun waktu bersama dengan anak tidak akan bisa diulang saat anak2 sudah dewasa.

Kalau sekarang teman-teman saya kagum dan bilang, _“Lu hebat banget sih?”_

Saya sekarang bisa membalas, _“Mungkin dulu Lu kecepetan fokus sih.”_

Karena setelah menikah dan mempunyai anak, saya memilih fokus untuk mendidik anak-anak saya.

*Supaya beban finansial saya cepat beres, saya fokus meng-aqilbaligh-kan anak-anak.*

Anak saya dari usia SMP sudah menjadi loper koran, membuka jasa servis tamiya, membantu scoring lembar psikotest.

Saya memberikan syarat jika anak meminta sesuatu, maka 10% haruslah memakai uangnya sendiri. Sehingga setiap permintaan anak saya akan dimulai dengan pertanyaan: “Abi ada duit nggak?”

Ketika anak saya ingin sepeda motor, saya katakan, “Bebas boleh pilih yang mana saja, asal 10% uang sendiri.”

Anak saya jadi berpikir juga. Yang 16 juta, harus ada 1,6 juta. Akhirnya anak saya memilih yang 9 juta saja, karena merasa mampu menyediakan 10%-nya. Abi nya senang, anak senang.

Ketika anak meminta barang baru sementara barang yang lama masih bisa dipakai, saya hanya katakan, _"Harusnya kamu bersyukur abi sudah belikan yang itu dan kamu masih bisa gunakan itu."_

Salah satu cara mendidik anak menjadi Aqil Baligh adalah dengan tidak menyembunyikan masalah dari anak. Rem masa baligh anak dengan membantu orang tua menyelesaikan masalahnya.

*Jadi kurang tepat juga ketika mengatakan, “Biar Ayah saja yang menderita, kamu belajar saja yang rajin.”*

Itu adalah kalimat kurang ajar. Bukti bahwa si Ayah Egois. Mengapa si ayah tidak mengijinkan anaknya mengikuti jalan suksesnya? Tidak ada sejarahnya orang sukses hanya dari gelimangan kemudahan.

Konglomerat Tionghoa itu sadis-sadis sama anaknya. Kalau anak mereka minta macam-macam, jawabnya “Sudah bagus Bapak kasih segitu.”

Kita saja yang Melayu ini suka memanjakan anak. Ada tetangga saya Tionghoa yang pengusaha kaya raya. Ketika hujan, ia memberikan payung buat anaknya supaya jadi ojek payung.

Ketika anak saya sudah memasuki usia aqil baligh, anak saya beritahu. “Kamu ini sebenarnya sudah bisa abi suruh pindah, tapi sekarang masih boleh tinggal dirumah. Hanya kami statusnya numpang. Numpang makan, numpang tidur. Jadi tahu diri ya sebagai penumpang. Baik-baik sama tuan rumah.”
Maka anak pun akan berusaha mematuhi tata tertib untuk tidak pulang malam, dll.

Hadapkan anak dengan berbagai masalah dan harus mencari solusinya sendiri adalah bagian dari upaya meng-aqilbaligh-kan anak kita. Ajari anak cari uang, ajari anak berorganisasi. Libatkan anak dengan masalah.

Anak mulai bisa diajarkan kemandirian saat usia di atas 7 tahun. Itu sudah fitrahnya. Didik anak dengan penuh optimis, tidak perlu rekayasa. Dan jangan lupa untuk meminta kepada Allah melengkapi kekurangan kita dalam mendidik anak-anak.

BUKAN SEMBARANG LELAKI

Oleh: Ustadz Bendri Jaisyurrahman

Apa ciri khas dari kelaki-lakian? Bukan otot sixpack atau tulang kawat yang jadi ukuran. Sebab sekarang banyak lelaki sixpack tapi ngondek. Tulang kawat, gayanya akhwat. Kalau ada masalah suka baperan. Masalah bertumpuk malah suntuk. Padahal simpel, kalau masalah bertumpuk ya tinggal dijejerin aja. Gak numpuk lagi. Beres kan?

Singkatnya, lelaki sejati itu diukur dari sikapnya bukan sekedar postur tubuh. Perut boleh buncit, tapi bertanggung jawab nyari duit. Otot lengan emang gak segede Ade Ray. Tapi saat diminta menggendong anak, segera menjawab "Okay!"

Inilah lelaki sejati. Saat menikah sudah menyadari bahwa bisa menghamili istri, maka bisa juga mengurus semua itu dan ini. Gak cuma mau enaknya doang. Ngurus anak juga mau. Terlebih bahwa anak itu nasabnya ke si ayah. Jadilah ia di akherat yang ditanya. Gak bisa ngumpet lagi di belakang tubuh istri seperti waktu tukang kredit datang menagih.

Inilah al qowwam. Fitrah yang diberikan kepada kaum adam. Sejak lahir sudah siap mengatur alam. Alam aja siap dikelola, apalagi keluarga. Jadi kalau direpotin sama anak istri dengan banyaknya tuntutan, nyantai aja bro. Namanya juga laki. Jangan cemen gitu lah.

Itulah kenapa, saat punya anak jangan langsung bangga lantas mengaku diri sudah menjadi Ayah. Untuk bisa disebut ayah, gak cukup bermodalkan punya anak. Ini sama bodohnya dengan orang yang punya bola, ngaku-ngaku pemain bola. Untuk bisa dipanggil ayah, maka terima konsekuensinya yakni siap mengasuh anak bersama istri tercinta.

Sibuk cari nafkah? Repot dengan banyak kerjaan? Itu resiko jadi lelaki. Lelaki emang harus gitu. Sibuk dan produktif di luar. Salah kaprah kalau bilang bahwa supaya dicap ayah hebat trus harus resign dari kantor, kemudian bisnis online pasang instagram sambil nawarin produk kecantikan, 'Cek IG aku ya, Sis'. Bukan gitu juga kali.

Lelaki emang harus sibuk. Tapi ketika dituntut menjadi ayah, dia siap. Sebab dia sadar, ayah itu bukan sembarang lelaki. Kalau lelaki biasa merasa cukup dengan memiliki anak, maka ayah dituntut untuk bisa mendidiknya di tengah waktu yang terbatas dengan berbagai siasat.

Tengoklah Ibrahim. Ayahnya para nabi. Allah jadikan namanya sebagai teladan hingga keluarganya pun dipuji atas seluruh alam (ali imran ayat 33). Usaha gigihnya menjadi sosok ayah idaman di tengah kesibukan wajib kita renungkan.

Dimulai dari visinya yang tercatat dalam alquran. Lihat surat ibrahim ayat 35 hingga 37. Ia buat pondasi bagi istrinya selaku eksekutor lapangan. Dengan tahapan pendidikan yang tepat. Dimulai dari aqidah, lanjut ibadah hingga akhlak dan lifeskill bagaimana menjadi pribadi yang simpatik serta mandiri dalam pengelolaan rezki. Semua tersampaikan dalam untaian doa yang indah.

Dari sinilah Ibrahim mencontohkan, bahwa sosok ayah menjadi penentu arah akan tugas pengasuhan. Mau dibawa kemana anak kita? Semua tergantung visi dan misi seorang ayah. Ibu selaku pelaksana cuma mengikuti garis garis besarnya.

Sungguh repot bagi ibu yang diamanahkan mengurus anak tapi tak tau hendak dijadikan apa sang ananda? Ayah menuntut ibu menjadi madrasah pertama bagi anak namun ia lupa bahwa dirinyalah kepala sekolahnya.

Setelah visi tertuangkan, maka pemilihan lokasi tempat tinggal jangan diabaikan. Ibrahim rela membawa anak dan istrinya berpuluh puluh kilometer melewati gurun nan tandus guna mencari lokasi yang baik bagi pengasuhan anaknya.

Dipilihlah mekkah. Negeri yang tandus dan kering. Lah? Kenapa juga harus disana? Tegakah ibrahim? Gak mikirin aspek strategis lokasi tempat tinggalnya. Sudahlah tandus tak ada tanaman pula. Jangan nanya indomaret, tukang voucher pulsa, tempat ngegym atau sport center. Air aja kagak ada disana. Namun pilihan lokasi di mekkah adalah buah dari visi Ibrahim yang jelas dalam pengasuhannya. Alasan dekat dengan rumah Allah yakni Ka'bah di negeri yang diberkahi, menjadi alasan utama.

Jadi visi yang kuat menentukan pengambilan keputusan dalam pengasuhan. Bukan sekedar asal punya tempat tinggal. Termasuk buat ayah di era sekarang. Memilih rumah, bahkan sekolah akan menjadi lebih mudah kalau jelas visinya apa. Salah visi, salah ambil keputusan. Anak dijadikan korban.

Inti dari tulisan yang dibuat kepepet ini cuma menyadarkan bahwa, sosok Ayah jangan dipandang sebelah mata. Amat besar perannya dalam tumbuh kembang anak. Membiarkan anak tanpa sosok ayah, sama dengan merencanakan kerusakan generasi masa depan. Terlebih jika punya anak lelaki. Ayah yang cuek dan cuma mikirin ngasih duit tanpa mau mengasuhnya, sejatinya sedang 'berternak' bencong di rumah sendiri. Banyak anak lelaki gagal menjadi lelaki karena kehilangan role model yaitu ayah.

Tulisan sederhana ini hanya mengingatkan tentang tanggung jawab lelaki. Salah satunya harus siap menjadi ayah. Jangan biarkan istri repot sendirian karena lelahnya mengurus anak. Segera seka air matanya dan bisikkan : "Setelah ini takkan aku biarkan kamu menangis lagi sendirian," Begitu istri tersenyum segera lanjutkan, "sebab setelah ini akan ada wanita lain menemani kamu". Ups.. salah ucap. Itu mah hasrat terpendam. Bukan itu. Maksudnya tekadkan diri untuk mengasuh anak bersama pasangan di tengah kesibukan. Kenapa? Karena ayah bukan sembarang lelaki. Ayah lelaki sejati.

Suami Istri Laksana Pakaian

Allah Ta'ala berfirman:

هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ

Mereka (kaum istri) adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. (Qs. Al Baqarah: 187)

Sungguh indah perumpamaan dalam Al Quran. Suami dan Istri laksana pakaian yang saling melindungi, menghangatkan, menutupi kekurangan dan cela, serta menampakkan keindahan dan keserasian.

Jika suami itu pakaian bagi istrinya ...

🌷 Maka, celakalah suami yang mengumbar aib dan kekurangan istri tanpa alasan yang dibenarkan syariat, dan mulialah yang menutupinya

🌷 Maka, celakalah suami yang menelantarkan istrinya, hak-haknya, dan segala nafkah yang diperintahkan agama kepadanya, menyakiti perasaannya, dan mulialah suami yang memenuhinya dengan baik dan mencintainya dengan jujur

🌷 Maka, celakalah suami yang membiarkan istrinya bermaksiat, meninggalkan shalat, mengumbar aurat, bermajelis ghibah, dan semisalnya, dan mulialah suami yang mendidik istrinya dengan adab dan akhlak Islam

🌷 Maka, celakalah suami yang membiarkan istrinya menjadi budak dunia, hamba emas berlian permata, dan mulialah suami yang mendidiknya menjadi wanita bersyukur kepada semua karunia yang ada.

Jika istri adalah pakaian bagi suaminya ...

🌻 Maka, celaka istri yang mengumbar kekurangan suaminya, kekurangan nafkahnya dibanding laki-laki lain, dan mulialah yang menutupi aib suaminya

🌻 Maka, celakalah istri yang menelantarkan hak suaminya, hak untuk ditaati dalam kebaikan, dan hak dilayani, dan mulialah wanita yang memenuhi itu dengan baik

🌻 Maka, celakah istri yang khianat terhadap amanah suami saat di rumah; menjaga kehormatan, harta, dan anak-anaknya, dan mulialah istri yang menjaga amanah suaminya

🌻 Maka, celakah istri yang menyakiti perasaan suaminya, bermuka masam saat dipandang, membangkang saat diperintah, tapi menuntut ini dan itu tanpa malu-malu, dan mulialah istri yang memposisikan suami sebagai imam yang melindungi dan bukan mesin ATM yang mudah diakali

Wallahu A'lam
✍ Farid Nu'man Hasan

MENGENDALIKAN MARAH KEPADA ANAK (TIPS PARENTING)

Oleh : Ustadz Bendriendri Jaisyurrahman

1| Hal yg mesti menjadi fokus orangtua adalah bagaimana melatih diri untuk bisa mengasuh anak tanpa marah

2| Tak marah bukan berarti membiarkan perilaku negatif anak. Orangtua harus tegas untuk meluruskan anak jika menyimpang

3| Rasulullah mengatakan "jangan marah" dan menjanjikan surga bagi yg bisa melakukannya tersebab perilaku marah tak pantas dibiasakan

4| Marah yg diselimuti ekspresi menyeramkan serta kasar, alih-alih membuat anak berubah, justru malah trauma yg dirasakan anak. Anak pun terluka

5| Anak pun belajar untuk meluapkan marah dari cara kita mengekspresikannya. Sehingga kemarahan itu adalah emosi negatif yang menular

6| Marah juga mematikan daya berpikir anak. Sebab, menstimulasi batang otak anak. Alhasil anak berperilaku dengan batang otak tanpa berpikir

7| Anak yg berperilaku dengan batang otak atau otak reptil, maka bertindak secara reflek saat tertekan : melawan atau kabur. Ini buah dari marah yang tak tepat

8| Lantas bagaimana jika anak melakukan kesalahan? Apakah dibiarkan? Tentu tidak. Kita harus tegas, tapi tak perlu marah-marah

9| Tegas bermakna mengikat anak kepada aturan. Maka perlu aturan yang jelas dan tersampaikan kepada anak. Agar kita tidak perlu marah

10| Mulailah dengan ingatkan anak kepada aturan yg sudah dibuat secara tegas. Agar kita tak perlu marah yang jelas-jelas merugikan kita termasuk anak-anak

11| Kalau boleh jujur, kadang ortu mencampuradukkan masalah di luar saat menangani anak yang berperilaku salah. Marah pun tak terbendung

12| Padahal bisa jadi kesalahan anak tak seberapa, namun 'sampah' emosi yang kita bawa dari luar tertumpah di hadapan anak

13| Maka sadari diri sebelum marah, apakah kita yang bermasalah ataukah anak yg jadi penyebabnya?

14| Pengakuan jujur bahwa emosi kita sebenarnya sudah kotor sejak awal sebelum bertemu anak, menunjukkan sayang kita, tak ingin lukai anak

15| Maka menghindarlah dari anak untuk sementara atau minta pasangan kita ambil alih penanganan kepada anak

16| Redakan marah yang mau tertumpah dengan cara segera berwudhu, berpindah tempat dan menghirup udara yang segar

17| Pandangi foto anak kita saat bayi dan katakan : 'Tegakah dirimu menyakiti bayi ini yang kehadirannya kamu nantikan hingga berbulan-bulan?

18| Jika sudah nyaman dan emosi positif tumbuh, segera datangi anak dan katakan perasaan kita. Contoh : ayah kecewa, bunda kesal, dan lain lain

19| Sebutkan perilaku anak yang membuat kita kecewa dan kesal agar tak melabelling anak sebagai pelaku yg selalu salah. Anak merasa dihargai

20| Ingatkan anak dengan lembut namun tegas akan aturan yg sudah dibuat. Tak perlu marah. Agar anak menyadari kesalahannya

21| Boleh berikan konsekuensi atas perilaku anak yang salah agar anak berpikir. Konsekuensi terbaik adalah menunda kesenangannya

22| Lihatlah bagaimana cara Allah memberikan konsekuensi kepada Nabi Adam atas pelanggaran yg dilakukannya untuk tidak dekati pohon terlarang

23| Allah ingatkan Adam akan aturannya. Dan saat Adam melanggar maka Allah berikan konsekuensi dengan diambil kesenangannya yakni surga

24| Maka adam pun menyadari kesalahannya dgn ucapkan doa "rabbana zholamna anfusana". Ini adalah pengakuan akan salah

25| Kisah lengkap ada di Alquran (7:11-25). Hendaknya, begitulah cara kita mengelola marah kepada anak agar yang muncul adalah perbaikan jiwa

26| Marah hanya memuaskan syahwat liar kita. Tak peduli dampaknya. Namun tegas, yang kita inginkan perbaikan perilaku anak. Amat beda

27| Semoga kita bisa belajar kendalikan marah kita namun tetap tegas akan perilaku anak yg menyimpang.

MENGIKAT HATI ANAK (TIPS BAGI ORANGTUA)

Oleh : Ustadz Bendri Jaisyurrahman

1| Salah satu tugas pengasuhan adalah membuat ikatan emosi yg kuat antara ortu dengan anak yg dikenal dgn istilah emotional bonding

2| Ikatan emosi atau batin ini berpengaruh bagi anak dalam menjalani masa2 sulit semasa hidup sekalipun tak ada ortu di sisi

3| Tak selamanya ortu mendampingi hidup anak. Sebab ortu bukan rexona yg setia berada setiap saat :D. Anak harus tumbuh mandiri dgn potensinya. Emotional bonding menjadi pengingat

4| Setidaknya ada beberapa masa kehidupan dalam diri anak dimana ia alami krisis : pra sekolah, pra puber, pubertas, pra nikah dan nikah

5| Di masa-masa tersebutlah ia butuh bimbingan dan arahan. Maka meski tak ada ortu di sisi, nasehat2 dan teladan ortu tetap dijaga selama ada bonding

6| Hal ini lah yg dialami oleh Nabi Yusuf muda saat terpesona dgn kecantikan zulaikha dan diajak berbuat mesum. Ia punya hasrat

7| Hasratnya hampir saja menjerumuskannya seandainya Allah tak berikan 'pertanda'. Seperti yg terdapat dalam surat Yusuf:24. Sila dibaca

8| 'Pertanda' yg dimaksud adalah nasehat ayahnya yg tiba2 muncul saat ia hampir saja terpedaya oleh nafsunya. Ini kata ibnu katsir

9| Bayangkan! Nabi yusuf yg terpisah jauh oleh ayahnya, terjaga diri dari bujukan setan. Tak jadi berbuat zina. Tersebab bonding

10| Itu pula yg dharapkan dari anak kita. Jauh terpisah namun menjaga kehormatan keluarga karena nasehat indah ortu yg tertanam dalam jiwa

11| Saat krisis jiwa melanda, tak kemana-mana cari solusi. Yakin ada ortu yang siap membantu cari jalan keluar. Percaya sepenuhnya

12| Seorang wanita yg sedang konflik dgn suaminya, akan curhat ke ayahnya. Bukan ke lelaki lain. Rumah tangga terselamatkan. Sebab ada father bonding

13| Anak yg tak punya father and mother bonding maka tak percaya dgn ortunya. Lebih dengar kata temannya sekalipun buruk. Ini disebut parent distrust

14| Bagaimana menciptakan emotional bonding dgn anak? Usia dini jangan diabaikan. Bermula dari bayi dalam kandungan. Ayah-bunda terlibat bersama dalam pengasuhan

15| Saat bayi dalam kandungan, jadikan suara ayah-bunda nya yg lebih banyak didengar. Ajak ia bicara sambil mengusap perut bunda

16| Saat anak lahir, sambutlah anak dalam pelukan yg hangat. Hadapkan wajah kita ke hadapannya. agar perlahan di scan dalam memorinya

17| Usia 0-2 tahun adalah fase pengikatan. Disinilah fase dimana ayah-bunda harus jadi aktor utama dalam pengasuhan. Bukan yg lain

18| Di fase inilah Allah perintahkan ibu untuk memberinya ASI. Yg bukan sekedar susunya, namun juga belaian dan sentuhan yg dibutuhkan anak

19| Betapa banyak ibu yg menitipkan ASI nya pada botol. Tak memberinya langsung dari putingnya. Sehingga anak badannya sehat namun jiwanya kosong

20| Fase ini juga seorang ayah harus banyak terlibat mengasuh. Luangkan waktu tuk ganti pampers, gendong anak sambil cerita

21| Dalam usia 0-2 tahun jangan terburu-buru kenalkan anak pada media meskipun isinya bagus. Sebab, bonding belum terikat sepenuhnya

22| Jika ingin ajarkan anak tentang quran, jangan dari CD atau kaset. Akan lebih elok jika ortunya yg menyuarakannya sekalipun belum fasih. Agar tercipta bonding

23| Sekalipun ada pengasuh lain, peran mereka hanya membantu. Bukan tokoh sentral. Agar bonding yg terjalin bukan kepada mereka namun kepada ortunya

24| Keluarkan segala energi: suara, bahasa tubuh, dan ekspresi muka agar terekam kuat dalam memori anak. Inilah yg menjadi dasar munculnya bonding

25| Bagaimana jika anak sudah melewati usia 2 th sementara kita terlambat melakukan upaya bonding ? Simak terus ya.

26| Jika anak sudah melewati usia 2 th, bisakah kita ciptakan bonding dengannya? Masih sangat bisa. Asal kita bisa membaca golden moment

27| Golden moment ini adalah situasi dimana anak benar2 butuh hadirnya kita. Bisa tanpa sengaja atau juga kita rekayasa

28| Golden moment yg dmaksud ada dua : yakni saat anak sedih dan saat anak unjuk prestasi. Hadirlah dengan sungguh-sungguh di dua waktu ini

29| Saat anak sedih, ia butuh sandaran jiwa. Butuh ada yg memeluk dan dengarkan curhatan

Tentang Ayah

“Dan Kami telah mengaruniakan hikmah kepada Luqman, bahwasanya hendaklah engkau bersyukur kepada Allah. Dan barangsiapa bersyukur, maka hanyasanya dia bersyukur bagi dirinya. Dan barangsiapa mengkufuri nikmat, sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuja.” (QS Luqman: 12)

“Hikmah”, tulis Imam Ibn Katsir dalam Tafsirnya, “Yakni pengetahuan, pemahaman, dan daya untuk mengambil pelajaran.” Inilah yang menjadikan Luqman berlimpah kebijaksanaan dalam kata maupun laku. Tetapi setinggi-tinggi hikmah itu adalah kemampuan Luqman untuk bersyukur dan kepandaiannya untuk mengungkapkan terimakasih.

“Kemampuan untuk mensyukuri suatu nikmat”, ujar ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz, “Adalah nikmat yang jauh lebih besar daripada nikmat yang disyukuri itu.” Dan pada Luqman, Allah mengaruniakannya hingga dia memahami hakikat kesyukuran secara mendalam. Bersyukur kepada Allah berarti mengambil maslahat, manfaat, dan tambahan nikmat yang berlipat-lipat bagi diri kita sendiri. Bersyukur kepada Allah seperti menuangkan air pada bejana yang penuh, lalu dari wadah itu tumpah ruah bagi kita minuman yang lebih lembut dari susu, lebih manis dari madu, lebih sejuk dari salju.

Maka Luqman adalah ahli syukur yang sempurna syukurnya kepada Allah. Dia mengakui segala nikmat Allah yang dianugrahkan padanya dan memujiNya atas karunia-karunia itu. Dia juga mempergunakan segala nikmat itu di jalan yang diridhai Allah. Dan dia pula berbagi atas nikmat itu kepada sesama sehingga menjadikannya kemanfaatan yang luas.

“Seseorang yang tidak pandai mensyukuri manusia”, demikian Nabi bersabda dalam hadits riwayat Imam At Tirmidzi, “Sungguh dia belum bersyukur kepada Allah.” Maka asas di dalam mendidik dan mewariskan nilai kebaikan kepada anak-anak sebakda bersyukur kepada Allah sebagai pemberi karunia adalah bersyukur kepada sang karunia, yakni diri para bocah yang manis itu.

“Nak, sungguh kami benar-benar beruntung ketika Allah mengaruniakan engkau sebagai buah hati, penyejuk mata, dan pewaris bagi kami. Nak, betapa kami sangat berbahagia, sebab engkaulah karunia Allah yang akan menyempurnakan pengabdian kami sebagai hambaNya dengan mendidikmu. Nak, bukan buatan kami amat bersyukur, sebab doa-doamulah yang nanti akan menyelamatkan kami dan memuliakan di dalam surga.”

Inilah Rasulullah yang mencontohkan pada kita bahwa ungkapan syukur itu bukan hanya dalam kata-kata, melainkan juga perbuatan mesra. “Ya Rasulallah, apakah kau mencium anak-anak kecil itu dan bercanda bersama mereka?”, tanya Al Aqra’ ibn Habis, pemuka Bani Tamim ketika menghadap beliau yang sedang direriung oleh cucu-cucu Baginda.

“Mereka adalah wewangian surga, yang Allah karuniakan pada kita di dunia”, jawab beliau sembari tersenyum.

“Adalah aku”, sahut Al Aqra’ ibn Habis, “Memiliki sepuluh anak. Dan tak satupun di antara mereka pernah kucium.”

“Apa dayaku jika Allah telah mencabut rahmatNya dari hatimu? Barangsiapa yang tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi.”

Hari ini ketika para orangtua mengeluhkan bahwa putra-putrinya lebih akrab dengan gawai informatika, tercandu permainan daring, dan terbebat media sosial; barangkali harus segera kita perjuangkan agar diri kita kembali lebih asyik untuk disentuh-sentuh dan dipencet-pencet dibanding gadget.

Betapa Nabi membuat takjub Abu Hurairah ketika sepulang dari perjalanan jihad, Al Hasan dan Al Husain telah menjadikan beliau kuda-kudaannya, dipacu berkeliling ruangan dengan asyiknya. "Aduh Nak", ujar sang perawi akbar, "Yang kalian kendarai ini adalah tunggangan termulia di langit dan bumi."

Beliau tersenyum membalas, "Dan para penunggangnya adalah penghulu para pemuda di dunia dan di surga."

Para ayah, tawarkan pada anak kita taman bermain lengkap di rumah, dari badan kita. Tawarkan ayunan dari kedua lengan yang ditautkan jemarinya untuk mereka duduk sambil kitapun menunduk dan mengayunnya maju mundur. Tawarkan komidi putar dengan merentang lengan kanan, persilakan mereka duduk di pergelangannya, lalu pegangi dengan tangan kiri, angkat dan ayunkan naik turun sambil kita terus berputar. Tawarkan jungkat-jungkit dengan menyuruhnya duduk di ujung kaki saat kita bertumpu pada kursi, lalu angkat dan turunkan berulang-ulang. Tawarkan perosotan dengan berbaring 45 derajat di sofa mengenakan kaos serta sarung licin lalu persilakan mereka meluncur dari dada kita.

Dan dengan itu semua, otot lengan hingga perut terlatih semua, hingga para Ayahpun tak perlu sering membuang waktu ke Gym, di mana mereka malah sering dilirik-lirik oleh lawan jenis maupun sesama.

*Rangkuman kajian Ustadz Salim A. Fillah


Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

Wahai orang-orang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (QS. At Tahrim: 6)

Duhai para ayah ... inilah tugas kita. Melindungi keluarga –anak dan istri- dari api neraka. Ini bukan tugas ringan, tapi sangat berat. Maka, jangan bermain-main dengan tugas ini. Berikan mereka harta belanja yang halal, makan minumnya, pakaiannya, uang sekolahnya, dan biaya hidup lainnya.
Banyak penjelasan dari para mufassir salaf tentang ayat ini, dan di antara yang paling rinci adalah seperti yang dijelaskan oleh Qatadah Rahimahullah berikut ini:

يقيهم أن يأمرهم بطاعة الله، وينهاهم عن معصيته، وأن يقوم عليه بأمر الله يأمرهم به ويساعدهم عليه، فإذا رأيت لله معصية ردعتهم عنها، وزجرتهم عنها.

Melindungi mereka dengan memerintahkan mereka untuk taat kepada Allah ﷻ dan mencegah mereka dari bermaksiat kepadaNya, dan menegakkan perintah Allah ﷻ dan memerintahkan mereka dengannya dan membantu mereka untuk menjalankannya. Jika engkau melihat mereka bermaksiat kepada Allah ﷻ maka cegahlah dan tolaklah mereka dari maksiat itu. (Imam Ath Thabariy, Jami’ul Bayan, 23/492)

Maka, ajarkanlah mereka adab dan ilmu agama. Cegahlah mereka dari pembangkangan kepada hukum-hukum Allah ﷻ, seperti; membuka aurat dihadapan laki-laki bukan mahramnya, membiarkannya bersama lawan jenis yang bukan mahramnya, melalaikankan shalat, salah memilih kawan pergaulan, membiarkan mereka dalam kesibukan dan hiburan yang melalaikan agama, dan semisalnya.

Ini tugas kita, para ayah .. para suami .. kaum laki-laki, Imam Al Qurthubi mengatakan:

فعلى الرجل أن يصلح نفسه بالطاعة ويصلح أهله

Maka, hendaknya bagi kaum laki-laki memperbaiki dirinya dengan ketaatan dan juga memperbaiki keluarganya. (Al Jami’u li Ahkamil Quran, 18/171)

Jangan bebankan pendidikan dan pembinaan anak-anak kita hanya kepada istri, justru ini adalah juga tugas kaum laki-laki, para suami.

Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
والرجل راع على أهل بيته وهو مسؤول عنهم

Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya (ahli baitnya), dan dia akan dimintai tanggungjawab tentang mereka. (HR. Muslim No. 1829)

Wallahu A’lam

Surga yang dirindukan

Oleh : Ustadz Bendri Jaisyurrahman

Rumah tangga syurga adalah rumah yg memiliki suasana syurga dan kerinduan terhadap penghuninya.
Seperti apa suasana dan ciri penghuni syurga?

🏞Saling mengucapkan salam
Saling menjaga lisan dan tangan. Tidak main pukul dan caci maki.

🏞Tidak mengungkit
Penghuni syurga tdk mengungkit kesalahan orang lain. Jika pasangan kita melakukan kesalahan, jgn diungkit2 lagi. Misalkan, "Inget gak Pah, 5 tahun lalu Papah pernah A, B, C bla bla bla".

🏞Penghuni syurga itu berhadap-hadapan.
Maksudnya adalah berbicara dengan pasangannya (ngobrol). Tidak berdusta. Tidak ada penghuni syurga yg berdusta. Bila kita sebagai pasangan, sudah mulai sering chat dg orang lain, takut ketahuan akhirnya di hapus, begitu terus, maka itulah awal kebohongan. Org yg berdusta tidak pernah merasa tenang.

🏞Senantiasa bergembira.
RT yang dalam masa kehatian2 pada usia pernikahan 10th, 20th, dan 30th. Krn pd masa itu semua uneg2 sdh tertumpuk. Hal itu dikarenakan rasa BOSAN. Sama seperti makanan, klau kita bosan dengan makanan di rumah, maka kita beli makanan di luar.. Jadi, sering seringlah buat kejutan, ubah suasana rumah (posisi). Seorang sahabat pernah bertanya kpd Rasul, "Apakah amalan terbaik ya Rasulullah?" Rasul menjawab "Memasukkan kesenangan pada diri orang lain". Nah apalagi kalau kita menyenangkan keluarga.

🏞Di syurga tidak ada kalimat negatif.
Tidak menyindir, menghina bahkan menyakiti perasaan pasangan.. Misalkan: " mah itu badan nempel sama galon apa, bunder bener?"

🏞Penghuni syurga selalu berdzikir.
RT yg rusak ditandai dg spiritualitas yang kering. Karena yang menyatukan hati adl Allah.

🏞Di syurga tidak ada teriakan.
Penduduk syurga terbiasa bicara lembut. Cinta itu ditandai dg kelembutan. Itulah mengapa kita berdoa dengan suara yang lembut. Hindari bicara dg teriak di rumah. Terlebih kepada ANAK. Teriak itu ahli neraka (QS. Fatir:37)

🏞Selalu bersyukur tak suka keluh kesah.
QS.Fatir:34 Hilangkan keluh kesah dengan SHOLAT (QS. 19:59)

❣❣ maka ciptakanlah syurga di rumah kita..

"Jika kita ingin menghadirkan surga di rumah kita, maka berperilakulah seperti Penduduk Surga."

—Bendri Jaisyurrahman, Sahabat Ayah

Manisnya Iman Seorang Wanita


Seorang wanita berkata, "Dahulu, aku rajin berpuasa dan shalat malam. Aku pun mendapatkan kelezatan ketika membaca Al-Qur'an. Tapi, sekarang aku kehilangan manisnya ketaatan yang biasa aku lakukan."


Wanita itu pun bertanya kepada seorang Syaikh. Ia pun berkata,
"Wahai Syaikh, sebelum aku menikah, aku adalah seorang yang rajin melaksanakan puasa dan shalat malam. aku pun mendapatkan kelezatan ketika membaca Al-Qur'an. Sekarang aku kehilangan manisnya hal-hal tersebut."

Syaikh itu pun menjawab, "Baiklah, sekarang aku ingin bertanya: Bagaimana perhatianmu terhadap suamimu?"

Wanita tadi menjawab, "Wahai Syaikh, aku bertanya kepadamu tentang membaca Al-Qur'an, puasa, shalat, dan manisnya ketaatan, sedangkan engkau bertanya perihal suamiku?"

Syaikh menjawab, "Baiklah wahai ukhti. Masalahnya adalah, kenapa sebagian wanita tidak mendapatkan manisnya iman, kelezatan melaksanakan ketaatan, dan pengaruh dari ibadah yang dia lakukan?
Dengarkanlah sebabnya!"

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠِﺪُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺣَﻠَﺎﻭَﺓَ ﺍﻟْﺈِﻳْﻤَﺎﻥِ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﺆَﺩِّﻱ ﺣَﻖَّ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ

"Tidaklah seorang wanita mendapatkan manisnya iman sampai ia melaksanakan hak-hak suaminya." (Shahih at-Targhib wat Tarhib, no. 1939)

(Ustadz Mazin Al-Bahshali Al-Bairuti dengan ringkas)

Resensi Buku Segenggam Iman Anak Kita

Judul Buku: Segenggam Iman Anak Kita

Penulis: Mohammad Fauzil Adhim

Penerbit: Pro-U Media

Jumlah halaman: 288 halaman

Tahun terbit: 2013

Para orang tua yang bercita-cita memiliki banyak keturunan. Terkadang lupa bahwa menjadi orang tua itu gak sekedar soal ‘bikin anak’. Iyakah?

📕Dibagian awal buku ini “Menjadi Orang Tua Bagi Anak Kita” diingatkan kembali nih kita tentang cita-cita mulia itu. Bahwa, “sangat berbeda antara punya banyak anak karena memang menginginkan sepenuh harap dengan punya anak semata karena subur dan sering berhubungan”. Tampak bisa sama, tetapi nilai keduanya berbeda. Dor!

📗Bagian kedua “Membekali Jiwa Anak” sepertinya didalam tubuh yang sakit, tidak selalu terdapat jiwa yang rusak. Bukankah Syaikh Ahmad Yasin lumpuh badannya tetapi mampu menggerakan ribuan manusia. itulah kekuatan motivasi! Lalu bagaimana membangun motivasi anak? motivasi yang kuat dan berpengaruh? Serta kapan memulainya?

📘Bagian ketiga “Menghidupkan Al-Qur’an Pada Diri Anak” Saya sangat tertohok dengan kalimat dibagian ini. “tengoklah, apa yang terjadi pada anak-anak kita sekarang, gizi semakin baik, tetapi kematangan mereka agaknya tak lebih baik dibanding  beberapa generasi sebelumnya”. Penulis menjelaskan betapa pentingnya mendekatkan anak-anak kita dengan al-qur’an. Bukan sekedar membaca dan menghafalkannya.

📙Bagian empat “Sekadar Cerdas Belum Mencukupi” cerdas seperti apa yang seharusnya kita harapkan dari anak-anak kita? Dibagian ini, saya yang awam diperkenalkan dengan banyak definisi baru tentang bagaimana memacu anak berpikir kreatif. Pentingkah kreatifitas? Seberapa pentingkah?

📔Bagian kelima “Menempa Jiwa Anak, Menyempuranakan Bekal Masa Depan” dibagian terakhir ini saya kembali diingatkan tentang sebuah tantangan yang nanti pasti akan dijumpai anak-anak kita dimasa depan. Disaat banjir informasi mengepung kita, orang tualah yang perlu lebih membekali anak-anak dengan orientasi hidup yang jelas. Lalu apa akar orientasi hidup itu?

Sebagai orang tua tentulah kita perlu sedikit menengok kembali pola asuh kita yang selama ini kita tanamkan dalam mendidik mereka.”segenggam iman anak kita” karya M fauzil adhim ini . Masih memuat banyak kiat, renungan dan inspirasi disetiap bagian Bab-nya yang akan menjadi nasehat, pengingat juga penyemangat dalam mendidik anak-anak kita. Adapun yang menjadi keunggulan penulis dalam setiap bukunya adalah kekuatan motivasi yang berenergi dan bergizi tinggi yang senantiasa senada dengan al-qur’an dan Sunnah. Insya Allah…

ADAKAH SAKINAH DALAM RUMAHMU?

Oleh : Ust. Bendri Jaisyurrahman

Jumat, 21 Februari 2020

Menggila

Halo apa kabar?
Kamu baik-baik saja kan?
Sepertinya kamu sudah kehabisan kata.
Tak bisa lagi berbasa-basi.
Kini...
Kau temukan dirimu seperti tersesat dalam hutan belantara.
Sepi lagi sendiri dan
tak tahu arah untuk kembali
Merasa digerogoti kebodohan.

Aku sebodoh ini?
Iya, kamu terlalu bodoh untuk mengikuti intuisi hati.
Air matamu terlalu murah untuk sebuah rasa yang tak pasti
Kan sudah kukatakan berkali-kali
"Sadarlah... Tolong sadar!!!"
Tapi kamu terlu fanatik dengan euforia rasamu yang ambigu.
Sudahi... Wake up!!! Kita punya tujuan yang butuh kesadaran tinggi.

Yaa Rabb... Maafkan aku
Rasa ini membuatku semakin tidak waras
Apa yang harus kulakukan?
Tolonglah hambaMu yang fakir ini 😭
Jangan biarkan lagi dia menari-nari mengusik hari-hari ku yang berarti.
Jadikan aku produktif ya Rabb 🙏
Jangan biarkan kelalaian mengikis iman di hati. Hanya itu yang membuatuat hidupku berarti.

Robbi inni dzholamtu nafsi faghfirli...
Allahumma muqollibul qulub tsabit qolbi aladdinik...

Makassar, 21/02/20

Kamis, 06 Februari 2020

LELAHKU BUTUH JEDA


Untuk seseorang yang pernah membersamai...

Aku tak menyalahkanmu atas sesak dada yang tercipta dalam waktu yang berlalu sebab aku tahu belakangan ini ada ego yang saling beradu yang membuat jiwa semakin rapuh. Membuat lidah ikut kelu tak lagi bisa berbasa-basi seperti dahulu. Bahkan menyapamu dengan hangat kini sudah tak mampu apa lagi untuk mengundang tawa renyahmu dengan guyonanku yang kadang tak berfaedah. Sungguh aku tak lagi sanggup untuk itu. Entah mengapa, mungkin bukan lidah ini yang kelu tapi ada hati yang terlanjur pilu. Untuk saat ini, mengambil jarak mungkin bisa jadi penawar sendu sembari bermuhasabah dan hilangkan banyak prasangka. Jika suatu hari kau rindu dengan aku yang dulu, cukup tutup matamu. Aku mungkin masih ada di sana menjadi teman bahagiamu tapi saat kau membuka mata kau harus terima kenyataan bahwa aku tak seasyik yang dulu yang selalu ada di sampingmu menuruti semua inginmu. Maafkan lelahku, ternyata ia hanya butuh jarak dan waktu untuk sembuh. Semoga ini bisa jadi pelajaran berharga untuk kita renungi bersama. 

*Maafkan aku harus pergi kawan... Semoga kau bisa menjadi lebih baik tanpaku.