Kamis, 15 Desember 2016

REALITA DIBALIK GADGET & MUSLIMAH MASA KINI



Gadget. Kata yang sudah tak asing lagi di telinga kita, bukan? Di era modernisasi ini siapakah yang tak kenal dengan gadget? Bahkan anak yang belum mengenal sekolah pun telah akrab dengannya dan telah menjadikannya sebagai teman bermain. Gadget merupakan perangkat elektronik inovasi terbaru yang ukurannya kecil, praktis dan bisa dibawa kemana-mana, contohnya hand phone, tablet atau note book. Bagi kebanyakan orang, tanpa adanya gadget dalam genggaman akan membuat hidup mereka terasa hampa alias mati gaya. Begitulah gadget telah merasuk ke dalam kehidupan manusia di zaman sekarang ini.
Dengan berbagai fitur yang ditawarkan oleh gadget, banyak kemudahan-kemudahan yang bisa kita peroleh. Kita dapat terhubung dengan semua orang dimana pun berada dengan media sosial, dapat mengakses banyak informasi dari internet serta dapat mendownload beragam aplikasi yang dapat menunjang aktivitas keseharian kita, tanpa terkecuali menjadi sarana dalam meningkatkan intensitas ibadah kita kepada Sang khaliq. Namun tak jarang juga gadget malah disalahgunakan untuk hal-hal yang menyimpang dari ajaran agama. Gadget bagaikan pisau bermata dua, dibalik banyak manfaat yang diberikannya terdapat banyak pula mudhorat yang bisa ditimbulkannya. Sebagai seorang muslimah sejati, telah sepatutnyalah kita pandai-pandai dalam memanfaatkan gadget untuk mendulang pahala dan meminimalisir dampak buruk dari penggunaan gadget.
Berikut ini beberapa realita dibalik kekinian gadget. Khusunya di kalangan muslimah masa kini.

1.  High Resolution Camera for Selfie/grupie
High Resolution Camera for Selfie alias kamera buat berfoto-foto ria. Salah satu aplikasi dalam gadget  yang paling dikejar oleh kebanyakan wanita masa kini. Katanya sih gak gaul kalau belum bisa selfie. Selfie tentunya tidak dilarang, tapi yang dilarang itu kalau selfie-nya plus ekspose sana-sini yang dibumbuhi dengan rasa ujub dan turut dimeriahkan dengan kehadiran riya di hati. Apa lagi kalau fotonya grupie bareng teman-teman lawan jenis yang  bukan mahrom. Malah ada juga yang fotonya sambil pegang-pegangan. Astagfirullah...
2.  Social media for exist and up to date
Biasanya nih, kalau udah selfie tahap selanjutnya yaitu sharing melalui sosmed. sosmed alias sosial media bukan lagi sesuatu yang langkah di zaman sekarang ini. Setiap orang setidaknya mempunyai tiga akun sosmed dalam gadgetnya. katanya sih kalau punya akun sosial itu bisa bikin kita exist dan up to date dengan informasi terkini, tapi bisakah kita menjamin kalau apa yang kita bagikan di sosmed semuanya bermanfaat untuk followers kita, bisa jadi malah hanya memberikan pengaruh negatif yang sampai mengundang dosa bagi pembaca atau orang yang melihatnya. Maka bisa dibilang kita telah memperantarai suatu dosa bagi orang lain.
Lain halnya dengan yang ingin dibilang up to date, beruntung kalau yang di up date itu berita-berita yang bermanfaat bagi umat tapi jika hanya menghabiskan sampai berjam-jam di depan gadget hanya untuk meng-kepoi status-staus para artis atau menstalker seseorang yang lagi memikat hati, Itulah yang dibilang up to date yang salah kaprah. Betapa ruginya jika waktu kita terbuang untuk perihal semacam itu. Menurut Imam Syafi’i “Waktu ibarat pedang, jika kita tidak menebasnya maka ialah yang akan menebas kita. Jiwamu, jika tak kau sibukkan dengan kebaikan maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan”. So, take care your time!
3.  Komunikasi penghubung zina hati
Salah satu zina yang kita sering lalai terhadapnya adalah zina hati. Bisa jadi kehadirannya dianggap biasa saja. Padahal inilah permulaan terjadinya zina yang sebenarnya. Tanpa kita sadari kita sering melakukannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Diantaranya yaitu via sms, telpon atau sosmed. Saat  di dunia nyata kita mati-matian menundukkan pandangan agar terhindar dari zina mata tapi dengan mudahnya kita membiarkan hati kita berzina dengan terus menjalin komunikasi dengan lawan jenis. Sejatinya tujuan Allah menciptakan hati hanyalah untuk menunjukkan cinta kapada-Nya. Maka seharusnya kita juga menjaga hati hanya untuk-Nya. Dialah cinta yang pertama dan yang paling utama dalam hati kita.
4. Penyambung atau pemutus silaturahmi?
Tidak bisa dipungkiri dengan adanya beragam aplikasi yang ada dalam gadget dapat membuat kita lupa waktu bahkan melupakan kebersamaan dengan keluarga dan orang-orang terdekat kita. Mendekatkan yang jauh dan menjauhakan yang dekat, begitulah realita yang ada. Bahkan banyak yang sampai mengacuhkan panggilan orang tua demi keasyikan bermain dengan gadgetnya. Masih mending jika itu adalah panggilan orang tua, bagaimana jika mengacuhkan panggilan Allah? Melewatkan lima waktu demi sesuatu yang tidak akan dibawa mati. Sesungguhnya pembeda antara seorang muslim dan kafir adalah perkara meninggalakan shalat. Tidak kah kita merasa takut dengan janji-Nya? Kekekalan dalam api neraka bagi orang-orang yang kafir.
5.  Sarana Mendownload Dosa
Pernah kita menyaksikan saudari kita sedang duduk berlama-lama di depan gadgetnya dengan sesekali mengangkat atau menggoyang-goyangkan gadgetnya? tahukah kita apa yang dibuatnya? ternyata mereka sedang  mencari letak jaringan koneksi yang paling kencang. Untuk apa gerangan? Jangan-jangan sedang mendownload film atau drama korea terbaru. Bisa jadi iya, lantas mengapa jika mereka hobi menonton film atau drama korea? Salahkah? Hm... Berdasarkan pendapat mantan penggila film atau drama korea yang telah insyaf, katanya sih, mereka merasa menyesal dengan hobi tersebut. Bayangkan saja berapa banyak waktu yang terbuang sia-sia saat mendownload dan menontonnya, belum lagi di dalamnya banyak terdapat adegan-adegan yang tidak pantas untuk ditonton. Rugi bukan? Apa lagi kalau nontonnya sembunyi-sembunyi. Kira-kira apa yang sedang diperbuatnya? Semoga prasangka kita salah terhadap mereka. Bisa jadi meraka yang sedang duduk di depan gadgetnya sedang mencari tugas kuliah atau sibuk berdakwah via sosmed atau mungkin sedang mengisi KRS kuliah. Yaah, begitulah seharusnya cara seorang muslimah dalam berprasangka terhadap saudarinya, setidaknya temukan seribu alasan dulu yang bisa membuat kita untuk berprasangka buruk terhadap saudari-saudari kita. 
Berdasarkan data dari nasional.republika.co.id pada tahun 2016, jumlah pemeluk muslim di Indonesia mencapai 85% dan tak bisa dipungkiri lebih dari setengah jumlah tersebut pastinya telah memiliki gadget. Jika setiap muslim khusunya muslimah di tanah air memanfaatkan gadgetnya untuk berdakwah dan menyiarkan kebaikan maka insyaa Allah Islam akan terus berjaya. Allahu Akbar!
Jika intensitas manusia bersama gadget menjadi semakin tinggi, tentunya dalam perspektif seorang Muslim, seluruh aktivitasnya haruslah bernilai ibadah. Tanpa gadget, ibadah tetap bisa lahir. Tentunya akan sangat merugi jika bersama kehadiran teknologi gadget justru menjadikan kualitas ibadah menurun, apalagi menurun tajam dan drastis. Jika tanpa gadget seorang manusia mampu beramal dengan tingkatan tertentu, seyogyanya, bersama gadget akan terlahir amalan ibadah yang luar biasa.
Wahai saudariku, sang perindu surga. Janganlah menunjukkan pencitraan yang islami di hadapan khalayak, mengumbar keimanan di mata makhluk-Nya tetapi dengan mudahnya bermaksiat dikala bersendirian yang hanya ada gadget di tangan. Sadarkah kita bahwa Dia, Allah SWT maha melihat dan maha mengetahui apa yang kita lakukan. STOP BROWSING yang tidak perlu! Perbanyak mengingat kematian, sesungguhnya yang paling dekat adalah kematian. Janganlah kita mebiarkan waktu kita berlalu tanpa ada kebaikan yang dilakukan. Jangan sampai barang yang paling ringan di bawa di dunia menjadi sesuatu yang memberatkan di akhirat. 

Itulah beberapa realita-realita yang sempat teramati, mungkin masih banyak realita yang lainnya, dan semoga realita yang lainnya adalah suatu kebaikan. Aamiin... 

Penghujung malam, 15 Rabiul Awal 1438H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar