Gadget. Kata
yang sudah tak asing lagi di telinga kita, bukan? Di era modernisasi ini siapakah
yang tak kenal dengan gadget? Bahkan anak yang belum mengenal sekolah pun telah
akrab dengannya dan telah menjadikannya sebagai teman bermain. Gadget merupakan
perangkat elektronik inovasi terbaru yang ukurannya kecil, praktis dan bisa
dibawa kemana-mana, contohnya hand phone,
tablet atau note book. Bagi
kebanyakan orang, tanpa adanya gadget dalam genggaman akan membuat hidup mereka
terasa hampa alias mati gaya. Begitulah gadget telah merasuk ke dalam kehidupan
manusia di zaman sekarang ini.
Dengan
berbagai fitur yang ditawarkan oleh gadget, banyak kemudahan-kemudahan yang
bisa kita peroleh. Kita dapat terhubung dengan semua orang dimana pun berada
dengan media sosial, dapat mengakses banyak informasi dari internet serta dapat
mendownload beragam aplikasi yang dapat menunjang aktivitas keseharian kita, tanpa
terkecuali menjadi sarana dalam meningkatkan intensitas ibadah kita kepada Sang
khaliq. Namun tak jarang juga gadget malah disalahgunakan untuk hal-hal yang menyimpang
dari ajaran agama. Gadget bagaikan pisau bermata dua, dibalik banyak manfaat
yang diberikannya terdapat banyak pula mudhorat yang bisa ditimbulkannya. Sebagai
seorang muslimah sejati, telah sepatutnyalah kita pandai-pandai dalam
memanfaatkan gadget untuk mendulang pahala dan meminimalisir dampak buruk dari
penggunaan gadget.
Berikut
ini beberapa realita dibalik kekinian gadget. Khusunya di kalangan muslimah
masa kini.
1. High Resolution Camera for Selfie/grupie
High
Resolution Camera for Selfie alias kamera buat
berfoto-foto ria. Salah satu aplikasi dalam gadget yang paling dikejar oleh kebanyakan wanita
masa kini. Katanya sih gak gaul kalau belum bisa selfie. Selfie tentunya tidak
dilarang, tapi yang dilarang itu kalau selfie-nya plus ekspose sana-sini yang
dibumbuhi dengan rasa ujub dan turut dimeriahkan dengan kehadiran riya di hati.
Apa lagi kalau fotonya grupie bareng teman-teman lawan jenis yang bukan mahrom. Malah ada juga yang fotonya
sambil pegang-pegangan. Astagfirullah...
2. Social media for exist and up to date
Biasanya nih, kalau udah selfie tahap selanjutnya yaitu sharing melalui sosmed. sosmed alias sosial
media bukan lagi sesuatu yang langkah di zaman sekarang ini. Setiap orang
setidaknya mempunyai tiga akun sosmed dalam gadgetnya. katanya sih kalau punya akun
sosial itu bisa bikin kita exist dan up to date dengan informasi terkini,
tapi bisakah kita menjamin kalau apa yang kita bagikan di sosmed semuanya
bermanfaat untuk followers kita, bisa jadi malah hanya memberikan pengaruh
negatif yang sampai mengundang dosa bagi pembaca atau orang yang melihatnya.
Maka bisa dibilang kita telah memperantarai suatu dosa bagi orang lain.
Lain halnya dengan yang ingin dibilang up to date, beruntung kalau yang di up date itu berita-berita yang bermanfaat bagi umat tapi jika
hanya menghabiskan sampai berjam-jam di depan gadget hanya untuk meng-kepoi
status-staus para artis atau menstalker
seseorang yang lagi memikat hati, Itulah yang dibilang up to date yang salah kaprah. Betapa ruginya jika waktu kita
terbuang untuk perihal semacam itu. Menurut Imam Syafi’i “Waktu ibarat pedang,
jika kita tidak menebasnya maka ialah yang akan menebas kita. Jiwamu, jika tak
kau sibukkan dengan kebaikan maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan”. So, take care your time!
3. Komunikasi
penghubung zina hati
Salah satu zina yang kita sering lalai terhadapnya adalah zina hati. Bisa jadi kehadirannya dianggap biasa saja. Padahal inilah permulaan
terjadinya zina yang sebenarnya. Tanpa kita sadari kita sering melakukannya
dalam kehidupan kita sehari-hari. Diantaranya yaitu via sms, telpon atau
sosmed. Saat di dunia nyata kita
mati-matian menundukkan pandangan agar terhindar dari zina mata tapi dengan
mudahnya kita membiarkan hati kita berzina dengan terus menjalin komunikasi
dengan lawan jenis. Sejatinya tujuan Allah menciptakan hati hanyalah untuk menunjukkan
cinta kapada-Nya. Maka seharusnya kita juga menjaga hati hanya untuk-Nya.
Dialah cinta yang pertama dan yang paling utama dalam hati kita.
4. Penyambung
atau pemutus silaturahmi?
Tidak bisa dipungkiri dengan adanya beragam aplikasi yang
ada dalam gadget dapat membuat kita lupa waktu bahkan melupakan kebersamaan
dengan keluarga dan orang-orang terdekat kita. Mendekatkan yang jauh dan
menjauhakan yang dekat, begitulah realita yang ada. Bahkan banyak yang sampai
mengacuhkan panggilan orang tua demi keasyikan bermain dengan gadgetnya. Masih
mending jika itu adalah panggilan orang tua, bagaimana jika mengacuhkan
panggilan Allah? Melewatkan lima waktu demi sesuatu yang tidak akan dibawa
mati. Sesungguhnya pembeda antara seorang muslim dan kafir adalah perkara
meninggalakan shalat. Tidak kah kita merasa takut dengan janji-Nya? Kekekalan
dalam api neraka bagi orang-orang yang kafir.
5. Sarana
Mendownload Dosa
Pernah kita menyaksikan saudari kita sedang
duduk berlama-lama di depan gadgetnya dengan sesekali mengangkat atau menggoyang-goyangkan gadgetnya? tahukah kita apa yang dibuatnya? ternyata
mereka sedang mencari letak jaringan
koneksi yang paling kencang. Untuk apa gerangan? Jangan-jangan sedang mendownload
film atau drama korea terbaru. Bisa jadi iya, lantas mengapa jika mereka hobi
menonton film atau drama korea? Salahkah? Hm... Berdasarkan pendapat mantan
penggila film atau drama korea yang telah insyaf, katanya sih, mereka merasa
menyesal dengan hobi tersebut. Bayangkan saja berapa banyak waktu yang terbuang
sia-sia saat mendownload dan menontonnya, belum lagi di dalamnya banyak terdapat
adegan-adegan yang tidak pantas untuk ditonton. Rugi bukan? Apa lagi kalau
nontonnya sembunyi-sembunyi. Kira-kira apa yang sedang diperbuatnya? Semoga
prasangka kita salah terhadap mereka. Bisa jadi meraka yang sedang duduk di
depan gadgetnya sedang mencari tugas kuliah atau sibuk berdakwah via sosmed
atau mungkin sedang mengisi KRS kuliah. Yaah, begitulah seharusnya cara seorang
muslimah dalam berprasangka terhadap saudarinya, setidaknya temukan seribu
alasan dulu yang bisa membuat kita untuk berprasangka buruk terhadap
saudari-saudari kita.
Berdasarkan data dari nasional.republika.co.id
pada tahun 2016, jumlah pemeluk muslim di Indonesia mencapai 85% dan tak bisa
dipungkiri lebih dari setengah jumlah tersebut pastinya telah memiliki gadget.
Jika setiap muslim khusunya muslimah di tanah air memanfaatkan gadgetnya untuk
berdakwah dan menyiarkan kebaikan maka insyaa Allah Islam akan terus berjaya. Allahu Akbar!
Jika intensitas manusia bersama gadget menjadi semakin
tinggi, tentunya dalam perspektif seorang Muslim, seluruh aktivitasnya haruslah
bernilai ibadah. Tanpa gadget, ibadah tetap bisa lahir. Tentunya akan sangat
merugi jika bersama kehadiran teknologi gadget justru menjadikan kualitas
ibadah menurun, apalagi menurun tajam dan drastis. Jika tanpa gadget seorang
manusia mampu beramal dengan tingkatan tertentu, seyogyanya, bersama gadget
akan terlahir amalan ibadah yang luar biasa.
Wahai saudariku, sang perindu
surga. Janganlah menunjukkan pencitraan yang islami di hadapan khalayak,
mengumbar keimanan di mata makhluk-Nya tetapi dengan mudahnya bermaksiat dikala
bersendirian yang hanya ada gadget di tangan. Sadarkah kita bahwa Dia, Allah SWT maha melihat dan maha mengetahui apa yang kita lakukan. STOP
BROWSING yang tidak perlu! Perbanyak mengingat kematian, sesungguhnya yang
paling dekat adalah kematian. Janganlah kita mebiarkan waktu kita berlalu tanpa
ada kebaikan yang dilakukan. Jangan sampai barang yang paling ringan di bawa di dunia menjadi sesuatu yang memberatkan di akhirat.
Itulah beberapa realita-realita yang sempat teramati, mungkin masih banyak realita yang lainnya, dan semoga realita yang lainnya adalah suatu kebaikan. Aamiin...
Penghujung malam, 15 Rabiul Awal 1438H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar