Rabu, 16 November 2016

Pelajaran Hari Ini


Hmm.... Sungguh di setiap kejadian itu senantiasa terselip hikmah dibaliknya, selama kita berkenan untuk meluangkan sejenak waktu  untuk memikirkannya. Contohnya saja pelajaran hari ini, pelajaran dari sepanci makanan khas orang Bugis. "Palekko", begitulah kami menyebutnya. Masakan berbahan dasar ayam/itik yang sungguh menggugah rasa, menggoyangkan lidah dan membakar perut. Mungkin terdengar sedikit lebay tapi begitulah adanya. Kali ini Palekkonya spesial made by mba Mah. Setelah berjam-jam Si Mba bergelut dengan ayamnya akhirnya jadi juga masakan itu daaaaan rasanya gilaaak!!! Bener-bener membakar perut! emang dasar wong jowo mah dimana-mana gitu, GILA CABAI (-_-"). Walaupun begitu saya hantam lurus aja, memakannya tanpa ragu meski dengan terisak-isak tapi tak membuat saya menyerah dan tetap saja sensasinya terus mengundang rasa ketagihan, pengen lagi dan lagi. Alhasil.... selang beberapa jam post coenam alias setelah makan kambuhlah penyakit akibat induksi senyawa capsaicin. Apabila cabai dimakan, senyawa-senyawa capsaicinoids berikatan dengan reseptor nyeri di mulut dan kerongkongan sehingga menyebabkan rasa pedas. Kemudian reseptor ini akan mengirimkan sinyal ke otak yang mengatakan bahwa sesuatu yang pedas telah dimakan. Otak merespon sinyal ini dengan menaikkan denyut jantung, meningkatkan pengeluaran keringat, dan melepaskan hormon endorfin (hormon kebahagiaan, bede').
Efek samping cabai yang telah saya komsumsi telah menyebabkan saya bolak-balik WC berkali-kali dan membuat saya sesaat menyesalinya dalam hati dan juga telah berniat untuk tak akan mencobanya lagi tapi realitanya tak sesuai rencana, itikad baik dalam hati ternyata terkalahkan oleh godaannya, padahal sewaktu siang makanan itu sudah cukup menyiksa tetapi itu tidak juga membuat saya jera untuk menyicipinya lagi dan lagi alhasil perut yang tadinya sudah mendingan kembali bergejolak lagi di malam hari. Eits, sensasinya tidak hanya berakhir sampai diperut aja loh tapi pas proses ekskresinya juga, senyawa capsaicin terus saja berulah. Hikz... Hm... cukup sekian cerita tentang tentang cabai dan belenggunya, selanjutnya kita bahas tentang hikmah dibalik kejadian hari ini.  
Setelah saya pikir-pikir dari kejadian hari ini saya dapat mengambil kesimpulan kalau berbuat dosa itu ternyata ibarat makan palekko guys, kita tahu dan paham betul kalau makanan itu ada cabainya, cabai bisa bikin kita kepedesan dan menimbulkan penyakit tapi kita tetap saja tanpa mikir panjang langsung saja mengembatnya. Saat kita memakannya kita sudah merasakan sensasi pedasnya muncul di mulut tapi itu  tak membuat kita untuk berhenti tapi malah membuat tambah ketagihan, pengen lagi dan lagi. Pas selesai dimakan efek dari cabainyapun sudah terasa dan jelas itu menurunkan kualitas hidup dan menyiksa dan bodohnya lagi, kita mengulanginya lagi dan lagi padahal kita tahu memakan makanan pedas itu menyimpang karena lebih banyak mudhoratnya dibandingkan manfaatnya apa lagi kalau konsumsinya berlebihan. walaupun demikian, entah mengapa kita terus saja terperdaya oleh godaan cabai yang menyuguhkan sensasi sesaat yang akan menyisakan siksaan yang akan datang. Seperti halnya berbuat dosa, kita sudah tahu kalau perbuatan itu adalah dosa dan jelas-jelas lebih banyak mudhoratnya tapi kita tetap saja melakukannya bahkan dengan asyiknya mengulanginya lagi dan lagi. Mungkin pernah ada niat untuk bertaubat dan tak mengulanginya lagi tapi entah mengapa setan maha menggoda mengarahkan kita untuk terus saja terjerumus ke dalamnya menikmatinya sesaat dan harus menanggung akibatnya. Nah, oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk melakukan sesuatu kita kudu mikir-mikir dulu apa manfaat dan akibat yang bisa ditimbulkan dari perbuatan tersebut. Jangan pernah ragu untuk kembali ke jalan yang benar yaitu taubat dengan sungguh-sungguh. Karena sesungguhnya Allah maha pengampun.

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53)


“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)


Sekian pelajaran hari ini, semoga bermanfat ^^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar