Senin, 04 Desember 2017

DIABETES MELLITUS

Regulasi Gula Darah
         Hati
    - Makanan ð absorbsi glukosa di usus ð v.porta ð hati ð sintesa glikogen
    - absorbsi selesai ð kdr glukosa dlm sirkulasi ↓ ð  hati ð glikogenolisis
     - cad.glikogen di hati ↓ ð glukoneogenesis
          Pankreas
   - glukagon ð glikogenolisis
   - insulin
          Sel Otot
   - insulin ð uptake glukosa ke sel otot
   - kerja fisik ð kontraksi otot ð glukosa lbh byk msk ke dlm sel  (tanpa bantuan insulin)
         Adrenal      glukokortikoid  (kortisol)   
            - hepar : sintesa glikogen, glukoneogenesis
            - pankreas : glukagon ↑ à glukoneogenesis
         Adenohipofise       growth hormon (GH)à hormon yg mempunyai efek berlawanan dg insulinàme↑ gula darah
         Lemak :  up take glukosa ð sintesa lemak
PERAN INSULIN DLM  ME ¯ KADAR GULA DARAH
         Efek akhir : hipoglikemi dan me ­ penyimpanan cadangan energi
         Mempengaruhi metabolisme KH, protein, dan lemak
         Target jaringan utama : hepar, sel otot, sel lemak
         Hepar
-  Me ↓gluconeogenesis, glycogenolysis, ketogenesis
-  Me ↑ sintesa glycogen
         Sel Otot
-          me ↑ uptake glukosa GLUT-4 , oksidasi glukosa & sintesa glikogen,
-          Me ­ uptake asam amino & sintesa protein
-   me ↓ glikogenolisis & release asam amino
         Sel lemak
             -   me ↑ uptake glucose & sintesa triglyceride
             -   me ↓ pelepasan FFA dan glycerol
Ø  Sekresi insulin oleh sel beta : tgt kadar ATP , ion Ca
·         Pd kead istirahat è kdr ATP intrasel beta pankreas <<< è K+ berdifusi keluar sel bdsr gradien konsentrasi mll ATP-sensitive K-channel utk memelihara potensial intraseluler è intrasel sedikit lbh negatif è sekresi insulin <<
·         Jk kdr ATP ­ è kanal K+ tertutup è K+ terhambat keluar sel èdepolarisasi sel è kanal Ca terbuka è Ca intrasel è sekresi insulin
Ø  Stimulator Sekresi Insulin
·         Glukosa
·         Aktivitas saraf otonom : parasimpatis, simpatis β2
·         Obat : alpha-2 blockers, beta-2 agonist, theophylline,  sulfonylurea, meglitinid
·         Senyawa lain :
- amino acids (Lys, Leu), FFA, ketones
- hormon sal. Cerna : sekretin, GIP, gastrin, CCK (kolesistokinin), VIP, enteroglucagon
Ø  Inhibitor Sekresi Insulin
·         Aktivitas saraf otonom : simpatis α2
·         Obat : diazoxide, thiazides, ethacrynic acid, furosemid,  phenytoin, α2 agonis
Ø  Glukosa  : stimulator utama sekresi insulin
·         T.u glukosa per oral
·         Jk kdr glukosa drh gluk msk intrasel mel GLUT-2, kmd mengalami metab ATP kanal K+ tertutup K+ terhambat keluar sel depolarisasi sel kanal Ca terbuka Ca intrasel sekresi insulin
·         akibat stim. glukosa, terjadi sekresi insulin   yg bifasik : fase 1(akut) mencapai puncak stl 1-2mnt, fase 2 mula kerja lambat, tp ms kerja lama
Tujuan Terapi DM
         Mengontrol hiperglikemi dan ketoasidosis serta menghindari hipoglikemi
PRINSIP PENATALAKSANAAN DM
         Pengaturan diet
        Minum air banyak, susu skim dan  minuman berkalori rendah lainnya pada waktu makan
        Hindari makanan manis, gorengan, biskuit, cake
        Makanlah dengan waktu yang teratur
        Tingkatkan asupan sayuran dua kali tiap makan
        Jadikan nasi, roti, kentang, atau sereal sebagai menu utama
        Minum air atau minuman bebas gula setiap anda haus
         Latihan jasmani
            Kegiatan jasmani sehari – hari dan latihan jasmani teratur, 3 – 4 x/mgg, selama ± 30 menit : jalan, bersepeda santai, jogging, berenang. Latihan jasmani ð me¯ BB dan memperbaiki sensitifitas thd insulin, serta me ­ uptake glukosa oleh otot (tanpa perlu bantuan insulin)
         Farmakoterapi
1.      TERAPI INSULIN
         Tujuan : utk mengontrol gula darah sepanjang hari dan menormalkan metabolisme
         Pemberian biasanya dilakukan sendiri oleh pasien
         Regimen diberikan
            - sekitar wkt makan, exercise, tidur
         Faktor yg mempengaruhi kebutuhan insulin : exercise, diet, stress/infeksi, obat ttt
         Kebutuhan insulin me­ pd penderita DM dg : infeksi, panas tinggi, trauma, IMA, stroke, stress psikologis berat, hamil, hipertiroid, ketoasidosis diabetik, menggunakan obat yg menyebabkan hiperglikemi, tindakan pembedahan, DM gestasional, Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
  1. Insulin kerja singkat :
      Yang termasuk di sini adalah insulin regular ( Crystal Zinc Insulin /  CZI ). Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang ada antara lain : ActrapidÒ, Velosulin Ò, SemilenteÒ. Insulin jenis ini diberi 30 menit sebelum makan, mencapai puncak setelah  1– 3 jam. Macam dan efeknya dapat bertahan sampai 8 jam.
  1. Insulin Kerja menengah :
      Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn ( NPH), MonotardÒ,  InsulatardÒ. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai  dengan 24 jam.
3.   Insulin Kerja Panjang :  
      Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat  dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lama, yaitu  sekitar 24 – 36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard
  1. Insulin Infasik ( campuran ) :
      Merupakan kombinasi insulin jenis singkat dan menengah. Preparatnya: MixtardÒ 30 / 40
Insulin
Farmakodinamik

Insulin ↔sub unit α à aktivasi tirosin kinase (pada sub unit β)à fosforilasi insulin rceptor substrat à mengikat dan mengaktifkan kinase lain àFOSFORILASI à translokasi protein tertentu à insulin-reseptor memasuki  sel à EFEK (m↓ glukosa darah)

Farmakokinetik

§  t ½ plasma < 9 menit
§  Inaktivasi oleh hepar dan ginjal.
§  Per Oral tidak efektif
Efek Samping

1.      Hipoglikemi à  Koma  hipoglikemià Mati akibat pemberian insulin >>/kalori tidak adekuat.
2.      Reaksi alergi : urtikaria, angioedema, anafilaktik
3.      lypodystrophy ← injeksi berulang ditempat yang sama
4.      antibody insulin à jaringan lebih tdk responsif ← >> insulin
5.      Insulin resistanceà Mengaktifkan antibodi, abnormal glucocorticoids, jaringan menjadi tdk responsif akibat kelebihan insulin



Indikasi :
§  DM tipe I
§  DM tipe II à terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah

Kontraindikasi
§  Alergi terhadap obat hipoglikemi oral
§  Penggunaan dengan Epenifrin, Glukokortikoid, dan Kontrasepsi oral à menyebabkan Hiperglikemi
§  Clonidin, Ca antagonis, diuretic thiazid à menurunkan sekresi insulin
§  Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Dapat diberikan dalam bentuk :
s.c atau i.m
i.v àemergency/operasi
2.    Mekanisme kerja Oral Antidiabetics (OAD)
·         Me ¯ absorbsi glukosa : acarbose, biguanid
·         Me ­ sekresi insulin (secretagogues) : sulfonilurea 1st, 2nd ,3rd , meglitinide
·         Me ¯ produksi glukosa hepar : biguanid
·         Me ­ uptake glukosa di perifer : sulfonilurea 2nd, 3rd , biguanid, thiazolidindion
EFFICACY
SAFETY
SUITABILITY
SULFONYLUREA  
¨ 1st generation (Tolbutamide, tolazamide, chlorpropamide)
¨ 2nd generation( Gliclazid, Glipizide, Glyburide / Glibenclamid, Gliklasid)
¨ 3rd generation (Glimepiride  (Amaryl ))
Farmakodinamik
         Menstimuli release insulin endogen dari sel beta àSulfonylureas berikatan dg reseptor pd pancreatic b-cells utk mengeblok ATP-sensitive K-channels (sulfonilurea bertindak spt ATP)
         Pada dosis besar, menghambat    metabolisme insulin di hepar
-          Menurunkan kdr glukagon. Hambatan sekresi glukagon tjd secara tdk langsung akibat me↑ sekresi insulin dan somatostatin shg menghambat sekresi sel A pankreas.
-          Potensiasi kerja insulin di jaringan target
Farmakokinetik :
- absorbsi di usus baik
- 70-90% terikat protein plasma t.u albumin
          Onset dan durasi bervariasi
- chlorpropamide durasi sangat panjang (t½ 36j), ok metab di hepar lambat.
- 2nd generations lebih potent
          glipizide short half-life - safest
          glimepiride; new drug, long acting,
  approved for concurrent use with insulin
Efek samping
1.          Efek Samping : mual, muntah, rash, sakit kepala, pusing, lekopeni, trombositopeni
2.          Toksisitas Sulfonilurea 1st generation relatif rendah (3-5%) dibanding 2nd
3.          hipoglikemia jk overdosis atau tdk makan tp tetap minum obat
4.          hepatotoksik (chlorpropamide)
5.          pemakaian bersama alkohol menyebabkan  disulfiram-like reaction
6.          Sulfonilurea 3rd : ES hipoglikemi jarang, aman utk usia lanjut, gangg ginjal, hepar, bersifat ateroprotektif
Ø  Dpt digunakan bersama dg biguanid atau glitazone
Ø  Prinsip Pemakaian  Sulfonylureas
   Dosis kecil terbagi sebelum makan lebih baik daripada dosis besar yg diminum pagi saja (resiko hypoglycemic >)
   Kontrol sekali seminggu.
   Mulailah terapi dg satu OAD dan monitor gula darahnya
   Jk msh jauh dr target (>8.0%), tambahkan OAD lain (mis:metformin, repaglinide, acarbose, atau pioglitazone jk tdk KI).
Interaksi Obat
          Obat yg dpt me­ resiko hipoglikemi :
insulin, alkohol (me¯ glukoneogenesis), fenformin, sulfonamid, salisilat dosis besar (me­ sekresi insulin), fenilbutazon, oksifenbutazon, probenezid, dikumarol, kloramfenikol, MAO inhibitor, guanetidin, anabolik steroid, fenfluramin, dan klofibrat
       obat yg menutupi tanda hipoglikemi : propanolol, beta agonis lain
Indikasi
      Hanya untuk DM type 2 (plg baik utk pasien Usia > 40 th, menderita DM < 10th, jk memakai insulin < 40 unit)

Kontraindikasi
§  DM Type-1, diabetes sekunder, penderita yang kebutuhan insulinnya tidak stabil, diabetes melitus yang berat, diabetes gestasional dan keadaan gawat.
§  Dipakai bersama Obat yg dpt me­ resiko hipoglikemi :
insulin, alkohol (me¯ glukoneogenesis), fenformin, sulfonamid, salisilat dosis besar (me­ sekresi insulin), fenilbutazon, oksifenbutazon, probenezid, dikumarol, kloramfenikol, MAO inhibitor, guanetidin, anabolik steroid, fenfluramin, dan klofibrat.
·       Dipakai bersama obat yang menutupi efek hipogikemi(propanolol, beta agonis lain.)
§  Diberikan secara hati-hati  terhadap penderita dengan gangguan fungsi hati, ginjal, alkoholisme, akut dan penderita dengan diuretik thiazid.
Paling baik diberikan dalam dosis terbagi. (500mg sebelum setiap kali makan dan pada waktu mau tidur).


MEGLITINIDES
¨       Repaglinid (Novonorm®) , Nateglinid (Starlix®)
Farmakodinamik
Ikatan dg reseptor pancreatic β-cellsàblok ATP-sensitive K-channels àsekresi insulin ↑ Regulator gula setelah makan
 Farmakokinetik
1.       Mula kerja & lama kerja bervariasi untuk setiap sediaan;
2.       t ½ plasma berkisar umumnya 4-5 jam untuk Glibenklamid & tolazamid 6-7 jam kerja obat sangat cepat dengan konsentrasi & efek puncak + 1 jam setelah pemberian,
3.       klirens di hati & t ½ plasma 1 jam masa kerjanya singkat (4-5 jam).
Efek samping
§ Hipoglikemia
§ Gangguan GIT



          Kurang effective dibanding sulfonylureas jk dipakai sbg monoterapi
          Utk meningkatkan kontrol gula darah, dpt dipakai bersama metformin
Dapat diberikan dlm bentuk :
Oralà Diminum 30 menit (repaglinide) atau 1-10 menit (nateglinide) sebelum makan; skip a meal, skip a dos
Kontraindikasi
pasien insufusiensi hati.
BIGUANID
¨       Metformin
Farmakodinamik
      Me↑ glucose uptake di otot dan me↓ produksi glukosa oleh hepar (utama)
      Me ¯ absorbi glukosa di git
      Me  ¯ insulin sirkulasi à  Me↑ fungsi ovulatory
Farmakokinetik
1.       T ½ 1,5-3 jam, tidak terikat pada plasma, tidak dimetabolisme
2.       sering dikombinasi dg sulfonylurea, insulin
3.       Juga digunakan dlm terapi polycystic ovary syndrome
4.       Obat tersebut mengganggu ambilan asam laktat oleh hati Diekskresi melalui ginjal sebagai senyawa aktif
Efek samping
   metformin dpt menyebabkan asidosis laktat (sering pd pasien dg gangguan fungsi ginjal maupun kardiovaskuler)
   Gangguan sal. Cernaà Mual, rasa tdk enak di perut, diare, metallic taste, anoreksia
   Pd penggunaan kronis dapat me↓ absorbsi vitamin B12 dan folate
sering dikombinasi dg sulfonylurea, insulin

Indikasi
¨       Diabetes type 2
¨       Juga digunakan dlm terapi polycystic ovary syndrome
Dosis:
500 mg-2,55 g/ hari dengan anjuran penggunaan dosis efektif yg paling rendah. Jadwal:
1 tablet tunggal sebesar 500 mg diberikan pada waktu sarapan selama beberapa hari
Kontraindikasi
          Penyakit hepar
          Penyakit ginjal dg uremia
           past history of lactic acidosis (any cause)
           gagal jantung
           chronic hypoxic lung disease, dpt menyebabkan metabolic acidosis
GLITAZONE
Troglitazone, Rosiglitazone, Pioglitazone (Actos®)
Farmakodinamik
§     Berikatan dengan PPAR ∂ (peroxisome proliferator-activated receptor- )

               Hepar              Jaringan adipose
          ↓ cortisol              ↓ cortisol
     ↓ Hepatic insulin   ↓ visceral obesity
        Resistance                (lemak >>)
        (↓ TG, ↑ HDL,
     ↓ small dense LDL)
 

     Hepatic steatosis    ↓ Angiotensin
                                      ↓ Aldosteron
§  Terhadap insulin endogen/eksogen:
Hepar : ↓ Glukoneogenesis, ↓ produksi glukosa, ↓ TG.
Sel otot : ↑ uptake glukosa
Sel lemak : ↑ uptake glukosa dan ↓ pengeluaran asam lemak di jaringan lemak.
  Dpt dipakai sebagai monotherapy atau kombinasi dg metformin, sulfonylureas
Farmakokinetik
§ Pioglitazones: diberikan per oral dg atau tanpa makanan
-  kdr dlm plasma mencapai puncak stl 3 jam
-   t1/2 : 3-7 j; metabolit aktif shg t1/2= 16-24 j
-  berinteraksi dg obat yg  dimetabolisme di hepar oleh CYP2C8 dan CYP3A4
-  Eksresi lewat feces (2/3) dan urine (1/3)
-   me↑ metabolisme kontrasepsi yg mengandung ethinyl estradiol dan norethindrone kdr kontrasepsi tsb di plasma ↓
§ Rosiglitazone diabsorbsi dg baik, dg atau tanpa makanan
-       kdr dlm plasma mencapai puncak stl 1 jam
-       t1/2 : 3-4 j; metabolit aktif, t1/2 :103-158 j
-       Metabolisme oleh CYP2C8
Efek Samping
          Glitazone
Retensi cairan edema, mild anemia
tdk menyebabkan asidosis laktat , bahkan pd pasien dg gangguan fungsi ginjal
          Pioglitazone berinteraksi dg obat yg dimetabolisme oleh  CYP3A4 .
         Mis. Pioglitazon me↑ metabolisme kontrasepsi yg mengandung ethinyl estradiol dan norethindrone kdr kontrasepsi tsb di plasma ↓

















Kombinasi dengan insulin, sulfonilurea à hipoglikemi
Tidak menyebabkan asidosis laktat à pada pasien dengan Gangguan fungsi ginjal

Kontraindikasi
§  Gangguan fungsi hati yang berat
§  Berinteraksi dengan obat yang di metabolisme oleh CYP3A4 à meningkatkan metabolisme obata kontarsepsi yang mengandung ethinyl estradiol dan norethindrone à kadar obat kontrasepsi plasma ↓


Alpha-glukosidase inhibitor
Acarbose dan Miglitol
Farmakodinamik
  Hambat alfa-glucosidase di brush border usus à memperlambat & memperpanjang masa absorbsi glukosa di GIT
   Sedikit menurunkan glukosa darah
   Pd monoterapi, tdk menyebabkan hipoglikemi
 Farmakokinetik
          competitive inhibitors diberikan sebelum makan  
          Diberikan peroral
Efek samping
§  Gangg GIT (diare,flatulensi)
§  hepatotoksik (jarang)
Kontraindikasi
§ Pasien dengan penyakit usus
    besar kronis / penyakit peradangan usus besar atau berbagai kondisi usus yang dapat memperburuk keadaan yang disebabkan terjadinya gas dan regangan;
§ Pasien dengan gangguan ginjal




Tidak ada komentar:

Posting Komentar