Senin, 04 Desember 2017

OBAT ASMA

J  Disebabkan oleh Penyempitan dan obstruksi jalan nafas merupakan akibat dari kombinasi :
   Spasme otot polos bronkus
   Bronkokonstriksi
   Oedema mukosa
   Penumpukan mukus di jln nafas
J  Inflamasi kronik è key factor in the pathology of asthma è bronkus hiperresponsif / hyperreaktif
J  TARGET TERAPI ASMA
1.      Me ¯ IgE berikatan dg sel mast  (anti-IgE antibody)
2.  Mencegah degranulasi sel mast (kromolin, simpatomimetik)
3.  Menghambat kerja mediator yg dilepaskan sel mast (antihistamin, antagonis leukotrien reseptor)
4.  Relaksasi jalan nafas secara langsung (Bronkodilator : simpatomimetik, xantin, antimuskarinik)
5.  Me ¯ respon inflamasi (kortikosteroid)


Nama obat
Mekanisme kerja
Keuntungan
Kerugian

BRONKHODILATOR

1.SIMPATOMIMETIK/ ADRENERGIK



agonis b2 selektif




Terbutalin
Ø Farmakodinamik:
-  Melalui aktivasi reseptor β2 menimbulkan relaksasi otot polos.
-  Bronchodilatasi & Hambat pelepasan mediator o/ mastcell
-  Pada dosis kecil kerja obat ini pada reseptor β2 jauh lebih kuat daripada kerjanya pada reseptor β1, tetapi bila dosisnya di tinggikan, selektifitas ini hilang.
Ø Dosis :
1.    Inhalasi/ aerosol 0,2 mg/semprot
2.      Oral (efektif)àTablet 2,5 – 5 mg
3.      Sub kutan1mg/ml
Ø Kontraindikasi:
Hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantumg kongestif, hipertiroid dan diabetes.
Ø Efek samping:
Tremor otot rangka, kegelisahan, kadang-kadang kelemahan.
Rasa gugup, takikardi, palpitasi, ngantuk, nyeri kepala, nausea, muntah, dan berkeringat terutama pada pemberian per oral.

Salbutamol

Ø Dosis :
    2-4mg 2-3x/hari
Ø Efek samping:
Tremor ringan, palpitasi, mual, pusing, mulut kering, kram otot , hipokalemi
Ø Kontraindikasi:
Hipersensitif
Pemantauan pada pengguna yang hamil atau laktasi, hipertyroid, ggn konvulsi, penyakit jantung parah.
Interaksi obat dengan propanolol, MAOI, adrenergik lain, antidepresan trisiklis.

Metaproterenol
Ø Farmakokinetik:
Bioavailabilitas per oral <10%.
Onset 15-30 menit (peroral), 5 menit (inhalasi).
Duration of action 3-6 jam (inhalasi), 4 jam (peroral).
Konsentrasi plasma puncak 2-3 jam (peroral).
Metabolisme oleh sulfat conjugation di GIT.
Ekskresi melalui feces.
Ø Farmakodinamik:
Berikatan dengan reseptor β2 à.menyebabkan peningkatan CAMP àmenimbulkan relaksasi otot polos bronkhus (bronchodilatasi).
Stimulasi β2 mengakibatkan peningkatan glukoneogenesis dan glikogenolisis di liver.
Ø Dapat diberikan dalam bentuk:
1. Inhalasi
    0.65 mg/ semprot
2. Per Oral
    Tablet è 10, 20 mg
    Sirup è 10mg/5 ml

Ø Efek Samping:
Stimulasi jantung (Aritmia, takikardi, palpitasi).
Stimulasi CNS (sakit kepala, insomnia).
Tremor, hiperglikemia, gelisah dan mual.
Ø Kontraindikasi:
PJK, Gagal jantung kongestif, hipertensi, hipertiroid, DM, hipokalemi.


2. DERIVAT XANTIN



- teofilin
1.Menghambat PDE  è cAMP ­
Efek langsung [Ca++] intrasel ¯
Hiperpolarisasi membran Uncoupling Ca++dg aktin-myosin
2. Antagonis reseptor adenosin
·         Hamb degranulasi sel mast 
·         Me¯ prod sitokin
J  absorpsi baik :
- p.o., “sustained release” ®  kadar stabil di plasma
J  distribusi   : slrh tubuh (tms    plasenta, ASI )
Dosis :
Oral : Tablet 100,125,200,250,300mg
Kapsul : 100,200mg
Eliksir, sirup dan larutan :
26,7 dan 50 mg/5ml
Parenteral : tempat berisi 200,400,800   mg teofilin dan 5% dekstrose untuk suntikan
Interaksi obat:
J  metabolisme          : hepar
­ ok  induksi enz o/ rifampin, fenobarbtal, etanol, rokok
¯ ok  inhibisi enz o/ simetidin,      eritromisin, alopurinol             kondisi patologis (gagal   jantung, liver, orang tua)

Efek samping :
- iv.cepat è aritmia jantung, hipotensi
- Sakit kepala, palpitasi, dizziness, nausea,hipotensi, nyeri prekordial
- Indeks terapi sempit (10-20 mg/ml)
àkonsentrasi plasma > 20 mg/ml = TOKSIK (takikardia, agitasi, kejang, emesis, Gx.GIT
-   Anak-2 mudah kejang
-   Diuresis: Caffein bekerja sebagai diuretik ringan yang meningkatkan produksi Na, K, Cl urin.
-   Mukosa: pada lambung, semua metilxantin memacu sekresi HCl mukosa lambung.
Kontraindikasi:
Gangguan fungsi hepar, payah jantung


Aminofilin
Hambat enzim fosfodiesterase àCAMP dan CGMP àrelaksasi otot polos.
ØDosis :
Oral : Cairan 105 mg/5ml
           Tablet 100, 200 mg
Oral lepas lambat :
           Tablet 225 mg
Rektal : Suppositoria 250, 500 mg
Parenteral : 250 mg/10 ml u/ suntikan
ØEfek samping :
ØGangguan GIT, gemetar, palpitasi, tidak bisa tidur, gelisah, pusing dan disorientasi
ØKontraindikasi :
Anak-anak, pasien dengan hipertyroid, hipertensi, aritmia, decomp.


3.ANTIKOLINERGIK

- atropin
Mekanisme :
Antagonis resept muskarinik
è otot polos  : bronkhodilatasi
è kelenjar     : mukus ¯


Efektif u/
hiperreaktif bronkhokonstriksi, COPD, bronkhitis kronis,orang tua    
Ø Dapat diberikan dalam bentuk:
-peroral, intramuscular, intravena.
Efek sistemik :
-   Mulut kering, retensi urin, mata kabur, takikardi
-   Pada individu lebih tua dapat menimbulkan midriasis&sikloplegi, yang dapat menyebabkan serangan glaukoma berulang setelah menjalani kondisi tenang.


- ipatropium bromid
-  Merupakan anti muskarinik yang memperlihatkan bronkodilatasi berarti secara khusus.
-  Mengadakan kompetitif inhibitor Ach pada reseptor muskarinik.
-  Intriksik action (-)
-  Afferens (+)
-  Sebagai bronkodilator, bila diinhalasi tidak sekuat β agonis.
-   Toleransi tidak terjadi dalam pemakaian sampai 5 tahun.
-   Cukup aman untuk pasien glaukoma atau hipertrofi prostat.
Ø Dosis :
Aerosol : 18 μg/semprot dalam inhaler 200 dosis-terukur.

Ø Efek samping :
-   Pada pemberian perinhalasi tidak mempengaruhi kekentalan, produksi, maupun proses pembersiham mukus.
-   Mulut kering, jarang retensi urin, dan konstipasi.


4.      ANTIINFLAMASI

Kromolin
·         Per inhalasi
·         Mek kerja : hambat degranulasi sel mast
·         Memungkinkan penurunan dosis bronkodilator dan kortikosteroid oral.
·         Penggunaan : profilaksis (slow onset), efektif utk asma yg diinduksi oleh allergen / aktivitas
Nedokromil Natrium
Ø Dosis :
Aerosol paru : 1,75 mg/semprot dalam tempat berisi 112 dosis-terukur

·         ES : Batuk, edem laryng, nyeri sendi,sakit kepala, rash, nausea
·         Pada pasien dewasa kurang efektif dibandingkan dengan kortikosteroid inhalasi,tapi dapat digunakan untuk menurunkan efek samping akibat penggunaan kortikosteriod jangka panjang.
Natrium Kromoglikat
Ø Dosis :
- Aerosol paru : 800 μg/semprot dalam tabung inhaler 200 dosis ; 20mg kapsul untuk inhalasi; 20 mg/2 ml untuk nebulisasi
- Aerosol hidung : 5,2 mg/semprot
- Oral : kapsul 100 mg

Anti inflamasi- Glukokotikoid
( Beklometason)
 oral : Prednison
inhalasi : triamsinolon, budesonid, flutikason, beklometason, flunisolid

Mekanisme Kerja:
·      antiinflamasi : menghambat prod sitokin inflamasi (PG & leukotrien) & me ¯ infiltrasi sel inflamatori (me¯ destruksi epitel, mukus, & bronkonstriksi )
·      me ¯ hiperreaktifitas bronkial
·      me ­ affinitas b agonis & mencegah down regulation resept b
·      Metabolisme : glukoneogenesis­
·                           lipolisis ­,lipogenesis àfat deposisi, katabolisme          protein
·      Imunosupresif: respon imun ¯, limfosit ¯, resiko infeksi
·      Anti inflamasi: distribusi & fungsi leukosit, menghambat as.arachidonat, release histamin
·      Efek lain     : dosis besar di SSP mempengaruhi  mood, behavior, stim.sekresi as.lambung      (iritasi), retensi Na & H2O Ú udema, atropi otot,kelemahan,osteoforosis
·         Penggunaan :
- oral : asthma attack, asma berulang
- inhalasi : “first line treatment” asma ringan s.d berat
- terapi kontrol
·          Treatment of adrenal insufficiency
·         Decrease inflammation
o   Asthma & COPD
o   Allergic reactions & rashes
o   Other inflammatory processes
·         Suppression of immune response
o   Autoimmune processes
o   Prevent transplant rejection
·         Interaksi dg aspirin, AINS , insulin, OAD
  • ES kortikosteroid inhalasi : kandidiasis oral, serak, pe ¯ massa tulang
Ø Kontraindikasi :
§  Sebaiknya tidak digunakan selama trimester 1 kehamilan, kecuali manfaat lebih besar dari resiko.
§  Obstruksi hipertrofi kardiomiopati.
Ø  
Ø Dosis :
Aerosol : 42  μg / semprot dalam tempet berisi 200 dosis

Untuk mengurangi efek samping :
- gunakan lokal/ aerosol pd asma
- penghentian obat secara bertahap dosis diturunkan

Efek Samping Pemakaian
Kortikosteroid
pada dosis besar & jangka panjang
Glukosa drh ­, deposisi lemak Ú’moon face’ ‘buffalo hump’
Udema (retensi air), hipertensi
Osteoforosis, pertumbuhan terhambat
Iritasi lambung
Glaukoma
Insufisiensi adrenal
5.      ANTI LEUKOTRIEN
1.      LT-1 reseptor antagonis (Zafirlukast, montelukast, pranlukast)
§  efektif hamb Ag / exercise-induced asthma
§  p.o 1-2 x sehari
2.      5-lipoxygenase inhibitor (Zileuton)
§  Hamb produksi leukotrien
§  Interaksi obat : me ­ konsentr teofilin & walfarin di serum



Tidak ada komentar:

Posting Komentar