Senin, 04 Desember 2017

OBAT ANTIHIPERTENSI

#SEMANGAT UKAI


-        Yang mempengaruhi pe ↑ TD: pe ↑ volume darah, pe ↑ HR, pe ↑ stroke volum, pe ↑ viskositas darah, pe ↑ resistece peripheral.

Nama obat
Mekanisme kerja
Kekurangan
Keuntungan
1.      Blok sistem saraf simpatis di Sentral
Clonidin
- mengaktivasi reseptor α-2 di CNS
Farmakokinetik
-    T½ :
·   Klonidin : 8-12 jam
-    Diekskresi dan dieliminasi dalam bentuk utuh oleh ginjal
Efek samping :
Mulut kering dan sedasi (50%), pusing, mulut kering, mual, atau impotensi.
Penghentian mendadak dapat menyebabkan reaksi putus obat (aktivas simpatis berlebihan) è gugup, sakit kepala, nyeri abdomen, takikardi, dan berkeringat)
 Kontra indikasi
- Konstipasi
- Px tidak patuh makan obat è Rx putus obat
- Sick sinus syndrome
Interaksi obat:
-meningkatkan anti-H dr diuretik
-vasodilator
-dg β bloker/ glikosida jntgàdisritmia &↓ frek dyt jntg
-dg antidepresan trisiklikàme ↓ TD

-          peâ TD
Dosis :
-          Tablet  0,15 mg/ hari,
-          hipertensi berat: dosis ditingkatkan 0,3 mg 3x/hr
-          max injeksi 0,15mcg/infus.
Methyldopa

membentuk neurotransmiter palsu  Farmakokinetik
-    T½ :
·   Methyldopa : 2 jam
-    Diekskresi dan dieliminasi dalam bentuk utuh oleh ginjal

Efek samping :
sedasi, hipotensi postural, pusing, mual, mulut kering, sakit kepala.
anemia hemolitik, trombositopenia, leukopenia, hepatitis dan sindrom lupus.
Kontra indikasi
-Peny hati yang aktif è Hepatitis dan sirosis
- Px tidak patuh makan obat è Rx putus obat ( fenomena rebound)
Interaksi obat:
- Efek hipotensi me↓dg obat simpotomimetik, antidepresan trisiklik, fenotiazin, & dipertinggi dg diuretik tiazid,alkohol.
- Mempotensiasi kerja hipoglikemik dari tolbutamid

Indikasi:
-          H. Ringan & berat
-          H. Nefrogenik
-          H. Awal kehamilan
Dosis  :
Tablet  ½ - 1 tab/hr. Naikan scr brtahap ½- 1 tab/hr tiap 2-3 hr

2.      Blok Adrenergik  di Ganglion Otonom
Hexamethonium
-memblok reseptor nikotinik di ganglion
Efek samping :
-          blok reflek parasimpatis : pandangan kabur, konstipasi, urinary hesitancy, disfungsi seksual
-          blok reflek simpatis : disfungsi seksual, hipotensi orthostatik, respon kompensasi ( retensi garam).
Kontraindikasi
-          Penderita insufisiensi ginjal, koroner, ginjal.
Efek obat:
-Arteriol (Simpatis)à Vasodilatasi peá  aliran darah
à hipotensi
- Vena(Simpatis)à Dilatasi, peá alir balik vena, peá curah jantung
- Jantung (Parasimpatis)àTakikardi
- Iris (Parasimpatis) àMidriasis
- Otot siliar (Parasimpatis)à Siklopegia
- Sal. Cerna (Parasimpatis)à Pergerakan berkurang, kontipasi
- Bladder (Parasimpatis)à Retensi urin





3.      Blok Adrenergik di Ujung Saraf
Reserpin,
- menghambat transport NE ke vesikel sinap
Farmakokinetik :
reserpin dapat langsung masuk CNS
Efek samping :
-          Depresi, parkinsonism, sedasi.
Kontra indikasi :
-    Depresi parkinson, epilepsi, terapi elektrokonvulsi, feokromositoma, tukak lambung atau duodenum akut, kolitis ulseratif, MAOI, hamil, laktasi
IO:
-          Menghilangkan efek simpatomimetik
-          Dg tiazid& anti H lain à Efek hipotensi
-          Dg Alkohol, antihistamin, antidepresan tr Isiklikàme ↑ depresan
-          Dg MAOI àeksitasi ringan & hipertensi
-          Dg Digitalis & kuinidin à me ↑ efek aritmia jantung

-          Me ↓TD
-          Dg tiazid& anti H lain à Efek hipotensi

Dosis :
- 0,2-0,5 mg/hrdibagi dlm 2-3 dosis.
Guanethidin
- mengosongkan dan memblok pelepasan NE dari  tempat penyimpanannya
Farmakokinetik :
- guanethidine tidak karena sangat polar. Bekerja di perifer : venodilatasi → venous return ↓ → COP ↓à TD ↓

Efek samping :
-          hipotensi postural, lemas, impotensi, diare

4.      Blok Adrenergik di Reseptor - α1 bloker
Prazosin Oxazosin, Terazosin

memblok reseptor α-1 → resistensi vaskuler ↓ dan venous return ↓.

Efek samping :
hipotensi postural, gangguan ejakulasi (resept α di vas deferens)
Efek menguntungkan :
         TG dan LDL ↓ serta HDL ↑.
          resistensi insulin ↓
          sedikit efek bronkodilatasi
         relaksasi otot polos prostat
          tdk berinteraksi dg NSAID

5.      Blok Adrenergik di Reseptor
a.      β–blocker non selektif : Propanolol
b.       β1–blocker selektif : Atenolol

Farmakodinamik
-    Propanolol, Timolol, Nadolol : antagonis b non selektif, memblok reseptor b1 & b bronchokonstriksi
-    Asebutolol, Atenolol, Metaprolol, Esmolol : antagonis bselektif, mengurangi efek bronchokonstriktor yang tidak diinginkan dari Propanolol yang mungkin dapat digunakan pada penderita asmatik.
Mekanisme kerja :
§  Blok reseptor β1 di jantung →HR dan kontraktilitas jantung ↓ → CO ↓ → TD ↓
§  Blok reseptor β1 di ginjal  → release renin ↓
§  Blok reseptor β2 presinap → release NE ↓
§  Blok reseptor β di CNS →aliran simpatis ↓ →tonus vaskuler ↓
Farmakokinetik
- T½ :
·   Metaprolol : 3-4 jam
·   Propanolol, Timolol, Labetolol : 4-6 jam
Efek samping :
Bronkospasme, memperburuk gangguan PD perifer, rasa lelah,insomnia, eksaserbasi ggl jantung, dan menutupi gejala-gejala hipoglikemia.unpleasant dreams (bisa nembus BBB), erectile dysfunction, akral dingin (hambat vasodilatasi β2), TG ↑ dan HDL ↓ (hambat metabolisme lemak di hepar),arritmia.
Kontra indikasi :
-   Px dengan asma
-   PPOM
-   Ggl jantung dengan disfungsi sistolik
-   Blok jantung derajat 2 dan 3
-   Sick sinus syndrome
-   Peny vaskuler perifer
-   Penderita DM
IO
.............
Indikasi :
a.       Propanolol:hipertensi, angina ansietas, takikardi,disritmia, profilaksis stlh myocard akut
b.      Atenolol:hipertensi & angina
Dosis
a.       Propanolol:
20 mg 3x/hr ditingkatkan stlh 3 hr mjd 40 mg 3-4x/hr
b.      Atenolol :
50 mg/hr dapat ditingkatkan mjd 100 mg/hr jika perlu, stlh 2 mggu
Sediaan :
Tablet 50mg dan 100mg

 VASODILATOR
1.      Calcium Channel Blocker
Nifedipine, Verapamil, Diltiazem

Mekanisme kerja :
memblok kanal Ca type-L → hambat influk Ca ke intrasel →kadar Ca intrasel ↓ →  * kontraktilitas sel otot polos vaskular ↓→ vasodilatasi → resistensi perifer ↓
*pd otot jantung →kontraktilitas, HR ↓  
Farmakokinetik :
- per oral, tersedia dalam formula immediate release & extended release.
-Nifedipine  mengalami metabolisme utama di hepar, secara ekstensif dikonversi menjadi metabolit inaktif.

Efek samping :
dizziness, flushing, sakit kepala, hipotensi transient, edema perifer, brdikardi, konstipasi
Kontraindikasi :
Wanita hamil dan menyusui
IO
Indikasi
Dosis :
Nifedipin (diberikan disis tunggal atau 3xsehari 5-10 mg)
Verapramil HCL (dewasa 3xsehari 1 tab ½ jam sebelum makan)

2.      Vasodilator Oral
hidralazin, minoksidil
Mekanisme kerja :
- melepaskan NO à hidralazin
- membuka kanal K+ hiperpolarisasi dan relaksasi  otot polos vaskuler : minoksidil (metabolit minoksidil yi. minoksidil sulfat)

Efek samping
-          menimbulkan reflek simpatis (respon kompensasi) ® sering dipakai sebagai kombinasi dengan β–blocker(mencegah efek cardiac akibat reflek simpatis) dan diuretik (mencegah retensi air akibat reflek simpatis)
KI
IO
Indikasi
Dosis
§ Sediaan :
40-200mg/d (hidralazin)
5-10 mg/d (minoksidil)


3.      Vasodilator Parenteral
Nitroprusside
Diazoksid
Mekanisme kerja :
z  melepaskan NO → stimulasi guanilil siklase → cGMP di otot polos ↑: nitroprussid 
ª  membuka kanal K+ : diazoksid
z  Farmakokinetik :
masa kerja pendek (nitroprussi : beberapa menit, diazoksid : beberapa jam). Nitoprussid diberikan perinfus secara kontinu. Diazoksid diberikan secara i.v bolus.

Efek samping :
          Niroprussid : hipotensi berat, takikardi. Pemakaian dlm infus beberapa hari menyebabkan akumulasi ion sianida atau thiosianat dalam darah
          Diazoksid : hipotensi, hiperlikemia, retensi air dan garam
KI:
·      Inadequat cerebral circulation
·      CHF akut
IO:
Indikasi :
          Hipertensi gawat
          Diazoksid juga dapat menurunkan release insulin, sehingga dapat dipakai untuk terapi hipoglikemia yang disebabkan oleh tumor yang memproduksi insulin.
Sediaan :
0,3 mcg/kg/min IV
Dosis
ACE Inhibitor
Captopril , Benazepril, Enalapril , Quinapril , Ramipril

Mekanisme kerja :
hambat Angiotensin Converting Enzyme shg :
J  hambat  pembentukan AII → AII merupakan salah satu vasokonstriktor kuat.
J  kadar bradikinin ↑ →menstimulasi release NO dan prostasiklin → vasodilatasi.
Efek samping : hyperkalemia, hipotensi berat, batuk kering
Kontraindikasi : ibu hamil trimester 2 dan 3 à injuri- † ( krn obt scr langsg m’aktifkan RAA)
Interaksi obat :
- suplemen Kalium atau diuretik hemat-K dapat menimbulkan  hiperkalemia.
NSAIDs dapat menghambat timbulnya efek hipotensi karena memblok bradikinin.
Keuntungan : respon kompensasi (-)® mencegah remodelling jantung dan vaskuler
Indikasi : HTdg kdr renin N / tinggi ; CHF ; mencegah kerusakan glomelurus HT + DM
Ds :
Kaptopril (1 jam sebelum makan 12,5 mg 2x3 sehari) (tab 12.5mg ; 25 mg)
Benazepril hidroklorida (1x sehari 10 mg. Bila perlu dinaikkan 2x10mg per hari) (tab 5 mg/ tab ; 10 mg/tab)
Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)
Irbesartan, Losartan , Valsartan

Mekanisme kerja :
-          menduduki reseptor AII (AT1). AT1 tdpt di otot polos vaskuler, korteks adrenal, ginjal, dan otak.
-          Obat ini tidak mempunyai efek pada metabolisme bradykinin.
-          Menghambat AII lebih kuat dp ACE inhibitors karena ada enzim lain yang juga bisa menghasilkan AII.

Efek samping :
hiperkalemi.
Keuntungan
-          Menghambat AII lebih kuat dp ACE inhibitors karena ada enzim lain yang juga bisa menghasilkan AII.
Dosis
PO 25-50mg/hari

DIURETIK ( prinsip: me↑eskresi ion Na, Cl, & airà vol plasma & cairan ektrasel ↓àCOP ↓à TD ↓. P’gunaan kronis à vasodilatasi perifer )
1.      Diuretik golongan Thiazid
Klorothiazid

Mekanisme kerja :
-          me↑ ekskresi ion Na dan Cl di tubulus distal. Natriuresis selanjutnya akan diikuti kehilangan K dan bikarbonat.
-          ↓ Reabsorbsi Na dgn menghambat kotransporter Na atau Cl pd membran lumen
-          ↓ Exresi kalsium dalam urine


Efek samping : alkalosis metabolik, hipoK, hipoMg, hipoNa, hiperurisemia, hiperglikemia, gangguan toleransi karbohidrat, 5-15% kolesterol dan LDL ↑, reaksi allergi
Kontraindikasi : anuria, hipersensitif terhadap thiazid atau golongan sulfonamid, Px yg menggunakan digitalis
    Px dgn kadar asam urat ↑ (px dgn pirai)
    Px dgn DM

Interaksi :  
-          NSAID
-          Tidak diberikan sendiri, namun dikombinasikan dengan diuretic kuatà akan menunjukkan efek sinergistik
Indikasi :
 hipertensi, terapi batu ginjal yang disebabkan hiperkalsiuri, Gagal jantung akut yang selalu disertai dengan overload cairan
Penggunaan sbg antiHT :
J  Efek antiHT berlangsung lbh lama dan pd dosis lbh rendah daripd efek diuretiknya
J  Sering dikombinasi dg antiHT lain krn : thiazid dpt me↑efek hipotensi antiHT lain & dpt mencegah retensi cairan akibat anti HT lai
Sediaan :
PO 25-100mg       
2.      Diuretik kuat
Furosemid

Mekanisme :
J   hambat reabsobsi di thick ascending limb of the loop of  Henle.
J   menginduksi sintesa prostaglandin renal.
J   meningkatkan aliran darah ginjal & menurunkan kongestif paru  dan tekanan pengisian ventrikel kiri pada gagal jantung.
Efek samping : hipokalemia.
Toksisitas : alkalosis metabolik hipokalemi, ototoksik (tergantung dosis, biasanya reversible), hiperurisemia, hipomagnesemia, reaksi allergi (skin rash, eosinophilia).
Kontraindikasi :
pasien yang allergi terhadap sulfonamid, pasien dengan hepatic cirrhosis atau gagal ginjal atau gagal jantung
Interaksi obat :
·         Pengunaan bersama NSAID → hambat  pembentukan PG →  mmpngaruhi efek furosemid
·         Penggunaan bersama dg probenesid →  menggeser ikatan furosemid dg prot   plasma → hambat sekresi furosemid
·         Diberikan dalam bentuk kombinasi dengan ACE Inhibitor à karena diuretik tidak mengurangi mortalitas pada gagal jantung sehingga perlu kombinasi
Indikasi : udem paru akut, atau keadaan edema lain, hiperkalsemia, hiperkalemia, gagal ginjal akut, overdosis anion (misalnya fluoride, bromide, iodide).
Sediaan : 
PO 20-80mg

3.      Diuretik Hemat Kalium
spironolakton

Mekanisme kerja :
berikatan secara kompetitif dg reseptor pd tempat pertukaran Na/K yang dependen aldosteron pada distal tubulus renal → jml ion Na dan air yang diekskresi ↑, kalium diretensi.
    
Efek samping : gynecomastia, agranulocytosis.
Kontraindikasi : gangguan faal ginjal, hyperkalemia, ibu hamil
Interaksi obat :
-          ACE inhibitors dan beta blockers (dapat menyebabkan hyperkalemia berat),
-          menurunkan efek dari pressor amines
-          lithium (tidak boleh diberikan bersama diuretik)
-          NSAIDS (menurunkan efektivitas diuretik),
-          digoxin (meningkatkan waktu paruh),
-          corticosteroids (me↑ hypokalemia).

Sediaan :
Tablet 25 mg ; 100mg
Ds : Dewasa 50-100mg sehari dalam dosis selanjutnya dapat ditingkatkan sampai 400 mg 3 mg/kg BB sehari dalam dosis bagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar